Dari semua penilaian kepribadian yang menjamur di internet, "MBTI" yang merupakan kepanjangan dari Myers-Briggs Type Indicator telah menjadi tes kepribadian yang paling populer saat ini.

Namun, kepopuleran MBTI juga tak lepas dari kritik. Selain hasil penelitian yang beragam dalam hal reliabilitas penilaian, MBTI dikritik karena membuat banyak orang merasa 'dikotak-kotakkan' oleh hasilnya, terlebih hasil penilaian setiap orang bisa berubah sewaktu-waktu.

Dalam sebuah makalah tahun 1993 berjudul "Measuring the MBTI and Coming Up Short" seperti dilansir dari Mind Body Green (MBG), profesor psikologi David Pittenger menilai MBTI berusaha memaksa kompleksitas kepribadian manusia ke dalam skema klasifikasi yang artifisial dan cenderung membatasi potensi unik dari setiap individu.

"MBTI mengingatkan kita pada kebenaran yang jelas bahwa semua orang tidak sama, tetapi kemudian mengklaim bahwa setiap orang dapat dimasukkan dengan rapi ke dalam salah satu dari 16 kotak," tulisnya.

Menjawab kritikan tersebut, John Hackston selaku Head of Thought Leadership di The Myers-Briggs Company, menjelaskan MBTI adalah tentang preferensi.

Ia menekankan bahwa preferensi atau tipe kepribadian seseorang tidak menutup kemungkinan bagi mereka untuk keluar dari preferensi tersebut dan mengadopsi pilihan lain.

Hackston menyampaikan bahwa hasil penilaian kepribadian MBTI dimaksudkan sebagai "batu loncatan" bagi seseorang untuk memahami preferensi mereka dan membuka peluang untuk secara aktif mengubah suatu karakter ketika situasi membutuhkannya.

MBTI juga dikritik karena psikiater Swiss Carl Jung, Katharine Cook Briggs dan putrinya Isabel Briggs Myers yang merupakan tokoh dibalik perumusan MBTI.

Seperti dilansir MBG, beberapa ahli tidak menghormati ketiganya mengingat banyaknya teori Jung yang didasarkan pada mimpi dan gagasannya sendiri yang bertentangan dengan fakta ilmiah.

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Social and Personality Psychology Compass yang dipublikasi pada 2019 menyebut "teori MBTI terputus-putus pada kriteria teoretis yang ketat karena tidak sesuai dengan fakta dan data yang diketahui, tidak dapat diuji, dan memiliki kontradiksi internal,"

Sementara Cook Briggs dan Briggs Myers juga bukan psikolog atau tenaga kesehatan mental profesional.

Hackston menilai kritik sejenis ini sangat seksis karena saat itu, sangat sulit bagi perempuan untuk menjadi psikolog atau bahkan masuk perguruan tinggi.

Sebagai informasi, MBTI pertama kali terinspirasi oleh karya Jung berjudul Psychological Type yang diterbitkan pada 1921.

Melalui bukunya, Jung pertama kali memperkenalkan kerangka terapeutiknya untuk memahami cara orang membuat keputusan dan mengumpulkan informasi dan secara umum, bagaimana mereka memikirkan berbagai hal secara internal.

Idenya kemudian diambil oleh Katharine Cook Briggs dan kemudian dikembangkan Isabel Briggs Myers.

Perlu juga dicatat bahwa beberapa penelitian untuk mendukung validitas MBTI didanai oleh perusahaan yang menjual materi penilaian dan tindak lanjut, mempertanyakan konflik kepentingan.

Kritik lain terhadap MBTI datang karena penilaian kepribadian ini untuk menilai atau memprediksi kinerja seseorang di tempat kerja, yang disetujui oleh Hackston. Menurutnya, MBTI memang tidak bertujuan untuk memprediksi kinerja seseorang.

"Ini bukan tentang kinerja, ini tentang preferensi. Penilaian kepribadian tidak boleh digunakan untuk perekrutan, dan di beberapa negara bagian, sebenarnya ilegal menggunakannya seperti itu," ujarnya.

MBTI adalah penilaian kepribadian yang mengelompokkan orang ke dalam salah satu dari 16 kategori. Untuk melakukan ini, MBTI mengajukan pertanyaan berdasarkan empat kategori preferensi: ekstrovert versus introvert, penginderaan versus intuisi, pemikiran versus perasaan, dan penilaian versus persepsi.

Baca Juga: