Para ilmuwan Pohang University of Science & Technology (POSTECH) telah mengembangkan sensor responsif getaran yang fleksibel dan dapat dipakai untuk mengatifkan fungsi tubuh. Ketika sensor ini dipasang pada leher, ia dapat dengan tepat mengenali suara melalui getaran kulit leher dan tidak terpengaruh oleh kebisingan sekitar atau volume suara.

Fitur pengenalan suara dapat dengan mudah ditemukan di ponsel-ponsel yang bereda saat ini. Namun demikian, sering kali kita mengalami kejadian di mana aplikasi pengenalan ucapan atau suara diaktifkan di tengah rapat atau percakapan di kantor,. Sayangnya, terkadang aplikasinya ini justru tidak aktif sama sekali meski sudah berkali-kali kita mencoba mengaktifkanya.

Hal tersebut karena ponsel menggunakan mikrofon yang mendeteksi tekanan suara untuk mengenali suara, dan mudah terpengaruh oleh kebisingan di sekitarnya dan hambatan lainnya.

Profesor Kilwon Cho dari Teknik Kimia dan Profesor Yoonyoung Chung dari Teknik Elektronik dan Listrik dari POSTECH berhasil mengembangkan sensor responsif getaran yang fleksibel dan dapat dipakai. Ketika sensor ini dipasang pada leher, ia dapat dengan tepat mengenali suara melalui getaran kulit leher dan tidak terpengaruh oleh kebisingan sekitar atau volume suara.

Sensor getaran konvensional mengenali suara melalui getaran udara dan sensitivitas berkurang karena resonansi mekanik dan efek redaman, oleh karena itu tidak mampu mengukur suara secara kuantitatif. Jadi, suara sekitar atau hambatan seperti masker mulut dapat memengaruhi keakuratan pengenalan suara dan tidak dapat digunakan untuk otentikasi keamanan.

Dalam studi ini, kelompok penelitian menunjukkan bahwa tekanan suara sebanding dengan percepatan getaran kulit leher pada berbagai tingkat tekanan suara dari 40 hingga 70 dBSPL dan mereka mengembangkan sensor getaran yang memanfaatkan kecepatan getaran kulit. Perangkat yang terdiri dari film polimer ultrathin dan diafragma dengan lubang kecil, dapat merasakan suara secara kuantitatif dengan mengukur percepatan getaran kulit.

Mereka juga berhasil menunjukkan bahwa perangkat dapat secara akurat mengenali suara tanpa distorsi getaran bahkan di lingkungan yang bising dan pada volume suara yang sangat rendah dengan masker mulut yang dikenakan. Penelitian ini selanjutnya dapat diperluas ke berbagai aplikasi pengenalan suara seperti kulit elektronik, antarmuka manusia dan mesin atau pada perangkat pemantauan kesehatan vokal yang dapat dikenakan.

Profesor Kilwon Cho menjelaskan arti dari penelitian ini dalam wawancaranya. Penelitian ini sangat berarti dengan cara mengembangkan sistem pengenalan suara baru yang dapat merasakan dan menganalisis suara secara kuantitatif. "Dan tidak terpengaruh oleh lingkungan. Ini mengambil langkah maju dari sistem pengenalan suara konvensional yang hanya bisa mengenali suara secara kualitatif."

nik/berbagai sumber/E-6

Baca Juga: