JAKARTA - Pemerintah mendukung adopsi teknologi digital guna menciptakan UMKM tangguh. Selain mengembangkan usaha, digitalisasi UMKM dapat meningkatkan efisiensi operasional.

Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan cepatnya perkembangan ekonomi digital saat ini membuat transformasi digital sudah menjadi suatu keharusan bagi UMKM. Dia menambahkan digitalisasi UMKM memberi banyak manfaat, meliputi membantu pemasaran produk di masa pandemi, mempermudah transaksi dan pencatatan keuangan melalui penggunaan platform pembayaran digital, meningkatkan akses pasar dan pelatihan pengembangan usaha, juga termasuk mempermudah dari sisi logistik untuk delivery maupun distribusi produk ke customer.

Guna menaikkan kelas UMKM, termasuk mendorong adopsi teknologi digital, lanjutnya, pemerintah mengupayakan berbagai inisiatif dan kebijakan, salah satunya melalui program Bangga Buatan Indonesia. Program tersebut mendukung UMKM agar mampu memasarkan produknya melalui e-commerce.

"Hingga Mei 2022, persentase UMKM on boarding telah mencapai 63,7 persen dari total target digitalisasi UMKM sebanyak 30 juta atau telah mencapai 29,8 persen dari total jumlah UMKM," ucapnya seperti dikutip dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Sabtu (13/8).

Pada audiensi yang dihadiri UMKM Avo, BLP Beauty, Strategic Advisor Family Herbal, Jilbrave, Kokumi, dan Ruby Kidz, Airlangga menyarankan UMKM untuk lebih memperbaiki administrasi sehingga akan lebih teratur dalam masalah perpajakan.

Kurangi Impor

Terkait permasalahan bahan baku, pengusaha UMKM diharapkan dapat lebih mengutamakan penggunaan bahan dari dalam negeri, ketimbang mengandalkan impor. Selain itu, branding UMKM lokal juga harus diperkuat lagi dan diberi kesempatan agar makin berkembang dan bisa bersaing dengan brand dari luar negeri.

Adapun pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2022 kembali mencatatkan kinerja impresif dengan capaian 5,44 persen (yoy). Dorongan bagi pertumbuhan ekonomi juga diperoleh dari kinerja positif dari sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang telah sekian lama menjadi salah satu bagian penting dari perekonomian Indonesia dan terbukti memiliki daya tahan yang sangat baik, termasuk menghadapi pandemi.

Jumlah UMKM di Indonesia tercatat sekitar 60 juta dengan kontribusi terhadap PDB mencapai 60,51 persen dan berkontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja hingga mencapai 96,9 persen.

Baca Juga: