Dengan adanya transformasi digital, keterhubungan pelayanan publik menjadi semakin cepat, keinginan masyarakat akan kecepatan layanan dan akurasi akan meningkat

YOGYAKARTA - Ketua Tim Literasi Digital sektor Pemerintahan, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Niki Maradona, menyatakan digitalisasi dapat mempermudah pekerjaan dan meningkatkan produktivitas Aparatur Sipil Negara (ASN). Hal tersebut diharapkan dapat memperbaiki pelayanan publik.

"Dengan adanya transformasi digital, keterhubungan pelayanan publik menjadi semakin cepat, keinginan masyarakat akan kecepatan layanan dan akurasi akan meningkat," ujar Niki, dalam keterangannya terkait Literasi Digital Sektor Pemerintahan kepada awak media, Selasa (22/3).

Dia menyebut, data Survei Indeks Literasi Digital Nasional yang dilakukan oleh Kemenkominfo dan Katadata Insight Center (KIC) pada tahun 2022 lalu menunjukkan bahwa kapasitas Literasi Digital masyarakat Indonesia dinilai sebesar 3.54 dari 5.00. Berdasarkan hal tersebut, tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori "sedang"

Niki menegaskan, menolak adanya digitalisasi berarti menolak adanya kemajuan. Digitalisasi bertujuan mempermudah pekerjaan manusia, terlepas munculnya tantangan baru dari adanya transformasi digital.

"Tugas kita dengan adanya tantangan-tantangan baru yang muncul ini adalah dengan mengoptimalkan penggunaan teknologi informasi," jelasnya.

Tahun Demokrasi

Pengembang Teknologi Pendidikan Ahli Madya Kemendagri, Imelda A. Hassan menekankan, budaya digital penting untuk mengetahui dan membangun nilai-nilai integritas diri. Menurutnya, budaya digital menjadi penggerak terhadap transformasi digital sektor pemerintahan agar tetap relevan dan kompetitif.

Dia mengingatkan, para ASN di dunia digital sebaiknya tetap menjaga budaya digital. Terlebih lagi saat ini akan segera memasuki tahun politik. "Mari kita meminimalisir aktivitas di media sosial yang berkaitan dengan politik. Jangan sampai ada keberpihakan kepada kubu tertentu dalam menghadapi pemilihan umum dan kepala daerah di tahun 2024 nanti," terangnya.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika DIY, Hari Edi Tri Wahyu Nugroho, mengatakan, menjelang tahun demokrasi, para ASN perlu menyadari bahwa ada jejak dunia. Maka penting untuk memahami betapa masifnya konsekuensi dari jejak digital, baik secara personal maupun profesional. "Jejak dunia maya yang daya ingatnya jauh lebih tajam dari dunia nyata," terangnya.

Baca Juga: