Perkembangan global telah mendorong ekonomi digital sebagai kekuatan baru.

JAKARTA - Industri berbasis teknologi dan digitalisasi yang berkembang pesat akibat perubahan masyarakat dinilai menjadi motor baru dalam menggerakkan ekonomi. Bahkan, potensi ekonomi digital di Tanah Air dalam kurun sembilan tahun ke depan meningkat sangat pesat.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan sekitar 41,9 persen dari total transaksi ekonomi digital di ASEAN selama 2020 berasal dari Indonesia dan mayoritas disumbang oleh transaksi e-commerce sekaligus perbankan digital, dan uang elektronik. Transaksi ini diprediksi meningkat pada tahun ini dengan peningkatan terbesar pada e-commerce sebesar 48,4 persen (yoy), uang elektronik sebesar 35,7 persen (yoy), dan perbankan digital sebesar 30,1 persen (yoy).

Selain itu, berbagai sektor mulai dari transportasi dan pengiriman makanan atau ride hailing, media online, travel, edutech, healtech dan fintech juga terus mengalami peningkatan. "Perkembangan global telah mendorong ekonomi digital sebagai kekuatan baru. Tentu ini berdampak di sektor ekonomi dan kehidupan sehari-hari serta memberikan optimisme kepada pelaku ekonomi," kata Airlangga di Jakarta, Minggu (21/11).

Berdasarkan laporan World Bank pada 2020, pengguna aktif aplikasi edutech di Indonesia tumbuh mencapai 200 persen dengan contoh programnya berupa Kartu Prakerja yang telah diakses oleh lebih dari 75 juta masyarakat. Karena itu, pemerintah terus mendukung pengembangan ekonomi digital melalui Indonesia Digital Roadmap 2021-2024, Making Indonesia 4.0, Cetak Biru Sistem Pembayaran Indonesia 2025, dan Action Plan Inovasi Keuangan Digital 2020-2024.

Saat ini Indonesia telah memiliki 2.306 start-up serta memiliki satu decacon yaitu GoTo dan 10 unicorn yang berhasil menempatkan Indonesia dalam urutan ke-5 negara dengan jumlah start-up terbesar di dunia. "Artinya ekosistem digital Indonesia sangat kondusif dengan berbagai upaya dan inovasi yang dilakukan," ujarnya.

Pengusaha Muda

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menyatakan dalam sembilan tahun ke depan pada 2030, ekonomi digital Indonesia akan tumbuh 800 persen, sehingga diharapkan dapat dimanfaatkan anak muda Indonesia dengan menjadi pengusaha atau entrepreneur di bidang teknologi.

"Ekonomi digital Indonesia akan tumbuh dari 632 triliun rupiah pada 2020 menjadi 4.531 triliun rupiah pada akhir 2030 atau tumbuh 800 persen dalam sembilan tahun ke depan," kata Mendag lewat keterangannya di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Mendag mengatakan, pelaku usaha muda harus menciptakan disrupsi ekonomi digital dan harus bisa menciptakan nilai tambah di Indonesia. Menurut Mendag, disrupsi di dalam teknologi menjadi hal yang penting untuk pelaku ekonomi baru.

Pada 2020, ekonomi Indonesia secara produk domestik bruto (GDP) sekitar 15.400 triliun rupiah atau setara 1,1 triliun dollar AS dan pada akhir 2030, akan tumbuh sekitar 1,5 kali lipat antara 24.000-30.000 triliun rupiah. Sementara itu, pada 2020, ekonomi digital Indonesia tercatat sebesar 44,0 miliar dollar AS akan tumbuh delapan kali lipat menjadi 323,6 miliar dollar AS pada 2030.

Artinya, akan tumbuh enam kali lebih besar dibanding Malaysia, tujuh kali lebih besar dibanding Filipina, sembilan kali lebih besar dibanding Singapura, dan empat kali lebih besar dari Vietnam.

Baca Juga: