Adopsi perkembangan teknologi digital menjadi kunci utama agar mampu bertahan di era disrupsi.

JAKARTA - Transformasi digital dapat mendorong pemulihan ekonomi lebih cepat dan kuat di tengah pandemi Covid-19. Karena itu, adopsi teknologi digital menjadi kunci di berbagai sektor, khususnya perbankan, agar mampu bertahan di tengah kemunculan disrupsi teknologi.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyatakan transformasi digital merupakan salah satu agenda utama dalam Finance Track Meeting G20 dari total enam agenda termasuk mengenai digitalisasi sistem pembayaran. Digitalisasi sistem pembayaran ini meliputi transaksi pembayaran lintas batas, Open API, Quick Response (QR) lintas batas serta Central Bank Digital Currency (CBDC).

Perry menambahkan digitalisasi dalam sistem pembayaran merupakan satu wujud reformasi yang masih perlu dipulihkan lebih kuat terlebih di tengah pandemi Covid-19. "Reformasi yang perlu kita pulihkan lebih kuat yaitu digitalisasi," katanya dalam acara G20 terkait Digital Payment Innovation of Banking di Jakarta, Senin (14/2).

Dia menjelaskan reformasi digitalisasi sistem pembayaran yang masih perlu diperkuat ini termasuk terkait memperluas kerja sama transaksi pembayaran lintas batas atau cross border. "Kita perlu bekerja sama untuk lintas batas pada sistem pembayaran. Namun tentunya dengan mempertimbangkan kepentingan nasional," tegasnya.

Sejauh ini, Perry menjelaskan inovasi sistem pembayaran Indonesia sudah mulai seiring Bank Indonesia memublikasikan visi Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025 pada 2019. Visi tersebut mengenai upaya dalam mengintegrasikan ekonomi dan keuangan digital Indonesia dari digital banking, financial technology (fintech), dan e-commerce melalui digitalisasi sistem pembayaran.

"Ini bagaimana memastikan integrasi kerja sama antara perbankan, pembayaran dan e-commerce untuk melayani kebutuhan masyarakat dan pembayaran ritel," ujarnya.

Era Disrupsi

Pada kesempatan sama, Ketua Umum Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas), Kartika Wirjoatmodjo, menyatakan adopsi perkembangan teknologi digital kunci bagi perbankan agar mampu bertahan di era disrupsi. Dia menambahkan bank akan menjadi a key player selama mereka pindah ke hybrid bank model dan open ecosystem.

Kartika menegaskan hal itu harus dilakukan agar dapat bersaing dengan berbagai macam produk baru dalam sistem pembayaran yang telah menerapkan sistem open ecosystem. Menurutnya, perbankan juga perlu bekerja sama dengan berbagai pihak seperti e-commerce agar bertahan menjadi key player, namun tetap menjaga keamanan dan keandalan yang tepat.

Kartika menjelaskan adopsi teknologi digital yang dimaksud adalah dengan membuat aplikasi mobile banking atau superapps yang terintegrasi dengan layanan lain. Meski demikian, dia tak menyangkal bahwa membuat mobile banking atau superapps tidak mudah karena membutuhkan pengembangan aplikasi dan keamanan yang sangat kuat.

Karena itu, aspek tersebut yang menjadi latar belakang perbankan terutama bank-bank besar mulai banyak berinvestasi tidak hanya pada pengembangan aplikasi, namun juga memperbaiki organisasi. Perbaikan organisasi yang mampu mengadopsi teknologi digital ini menjadikan perusahaan lebih gesit sehingga mampu bersaing dengan pemain financial technology (fintech) dengan cara yang lebih cepat.

Baca Juga: