Ketua Indonesia Sport Nutrisionis Association (ISNA) Dr Rita Ramayulis, DCN, MKes mengatakan melakukan diet ekstrem saat pandemi tidak disarankan, karena akan menyebabkan sejumlah gangguan kesehatan pada tubuh.

"Diet saat pandemi dibolehkan, hanya jangan ekstrem. Dietlah dengan mengatur makanan yang mengatur sistem imunitas tubuh dengan baik," kata dr Rita.

Rita memaparkan, melakukan diet ekstrem atau ketat dapat mengganggu keseimbangan asam basa, metabolisme tubuh, hingga malnutrisi. Kerusakan metabolik itu akan terjadi proses peradangan dalam tubuh, dan dapat melemahkan imunitas.

Diet ekstrem mungkin dapat memangkas beberapa kilogram dari berat badan, namun metabolisme juga bisa terpengaruh.

"Melakukan diet ekstrem tidak disarankan, karena bisa jadi yang berkurang adalah air, massa otot dan massa tulang. Pada saat proses penurunan berat badan, yang seharusnya hilang adalah lemak," kata dia.

Dr. Rita kemudian membagikan sejumlah hal yang perlu diperhatikan bagi mereka yang ingin melakukan diet sehat selama pandemi. Pertama adalah defisit energi atau defisit kalori untuk menurunkan berat badan.

Kalori dalam makanan menyediakan energi dalam bentuk panas, sehingga tubuh dapat berfungsi dengan baik, bahkan ketika tubuh sedang beristirahat sekali pun.

Baca Juga: