JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi melemah awal pekan ini, berbalik arah dari penutupan akhir pekan lalu. Sentimen eksternal diperkirakan mempengaruhi pergerakan rupiah awal pekan ini.

Direktur PT. Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi menilai data peningkatan klaim pengangguran di Amerika Serikat (AS) sedikit di bawah ekspektasi. Meski demikian, secara umum data tersebut cukup kuat sehingga memperkuat ekspektasi kebijakan bank sentral setempat (The Fed) menahan suku bunga acuan di level tinggi dalam jangka waktu lama.

Kondisi tersebut mempengaruhi kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun dan penguatan dollar AS terhadap mata uang lain, termasuk rupiah. Karenanya, Ibrahim memproyeksikan kurs rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Senin (9/10), bergerak fluktuatif sebelum ditutup melemah di kisaran 15.600- 15.670 rupiah per dollar AS.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dalam penutupan perdagangan, Jumat (6/10), ditutup menguat sebesar 5 poin atau 0,04 persen dari sehari sebelumnya menjadi 15.613 rupiah per dollar AS.

Ekonom Josua Pardede menyatakan penguatan rupiah dipengaruhi kondisi pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang melemah. "Risk appetite di pasar keuangan pulih setelah salah satu indikator pasar tenaga kerja AS, ADP (Automatic Data Processing) Employment Change, mencatatkan angka yang lebih rendah dari perkiraan, yang menyiratkan kondisi pasar tenaga kerja AS yang melemah," ujar Josua di Jakarta, Jumat pekan lalu.

Baca Juga: