Jakarta - Tekanan eksternal pada rupiah lebih kuat dibandingkan faktor positif dari internal. Karenanya, depresiasi rupiah diperkirakan masih berlanjut, hari ini (17/4). Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, kemarin mengatakan konflik di Suriah menjadi salah satu faktor penahan laju mata uang berisiko, seperti rupiah.

Pelaku pasar cenderung memegang mata uang yang dinilai aman di tengah gejolak. "Mata uang safe haven seperti dollar AS biasanya menjadi incaran ketika terhadi hal yang membuat gejolak di pasar," katanya. Dia mengharapkan sentimen positif dari dalam negeri dapat direspons positif pelaku pasar sehingga rupiah dapat berbalik arah ke area positif. "Adanya kenaikan peringkat utang Indonesia oleh Moody's diharapkan dapat mengimbangi sentimen eksternal," katanya.

Di sisi lain, lanjut dia, neraca perdagangan Indonesia periode Maret yang mencatatkan surplus juga diharapkan dapat menopang mata uang rupiah. Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin (16/4) sore, melemah tiga poin dari sehari sebelumnya menjadi 13.771 rupiah per dollar AS.

Ant/E-10

Baca Juga: