JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi kembali melemah pada awal pekan ini. Dollar AS diprediksi bergerak naik merespons data kenaikan Non Farm Payrolls melampaui ekspektasi pasar sehingga memicu The Fed lebih agresif lagi menaikkan suku bunga acuannya.

Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat (AS) akhir pekan lalu WIB melalorkan NFP bertambah 263.000 pekerjaan bulan lalu, lebih rendah dibandingkan catatn pada Agustus lalu sebesar 315.000 pekerjaan. Meski demikian, data NFP pada September lalu melampaui ekspektasi pasar sebesar 250.000 pekerjaan.

Indeks doar AS yang mengukur greenback terhadap sekeranjang mata uang terakhir naik 0,3 persen.

Sementara itu, kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta jelang akhir pekan lalu melemah, menyusul turunnya cadangan devisa Indonesia pada September 2022. Rupiah ditutup melemah 63 poin atau 0,42 persen dari sehari sebelumnya menjadi 15.251 rupiah per dollar AS.

"Rupiah melemah oleh sentimen risk off di pasar pada awal perdagangan dan melemah lebih lanjut setelah data menunjukkan cadangan devisa Indonesia yang kembali turun dan lebih rendah dari ekspektasi pasar," kata Analis DCFX Futures Lukman Leong saat dihubungi di Jakarta.

Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir September 2022 tetap tinggi, namun menurun menjadi sebesar 130,8 miliar dollar AS dari posisi pada akhir Agustus 2022 sebesar 132,2 miliar dollar AS.

Baca Juga: