JAKARTA - Nilai tukar dollar AS terhadap sejumlah mata uang dunia meningkat pada akhir perdagangan Selasa (10/8) waktu New York, Amerika Serikat (AS) atau Rabu (11/8) WIB karena pelaku pasar menunggu pengumuman data ekonomi utama. Hal itu berpotensi mendorong pelemahan kembali rupiah.
Indeks dollar AS yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama dunia, naik 0,12 persen pada 93,0569. Sebelumnya, kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, melemah pada hari pertama perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), Selasa (10/8). Rupiah ditutup terkoreksi 20 poin atau 0,14 persen dari sehari sebelumnya menjadi 14.383 rupiah per dollar AS.
"Sejauh ini pergerakan rupiah masih sama sentimen pelemahannya yaitu isu tapering dan Covid-19," kata Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta.
Isu pengetatan stimulus atau tapering yang digulirkan pekan lalu oleh Wakil Gubernur Federal Reserve (Fed) Richard Clarida masih berlanjut pada pekan ini karena isu tersebut mendapatkan dukungan dari membaiknya data tenaga kerja AS versi pemerintah yang dirilis pada Jumat (6/9) malam pekan lalu.
Semalam Presiden The Fed cabang Boston Eric Rosengren juga mengungkapkan tapering berpeluang dimulai akhir tahun ini. "Isu tapering yang mengurangi likuiditas dollar AS di pasar, mendorong penguatan dollar AS," ujar Ariston.