JAKARTA - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, berharap para diaspora terlibat dalam pembangunan kualitas sumber daya manusia dan percepatan penurunan stunting. Dia meminta Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Dunia menjembatani hal tersebut.
"Hal ini tentu bisa mengatasi kemiskinan ekstrem dan stunting. PPI juga bisa mengajak para Diaspora untuk mengembangkan ekonominya dalam membantu masyarakat miskin dan berisiko stunting," ujar Hasto usai audiensi dengan PPI, di Jakarta, Rabu (4/1).
Dia mengajak PPI Dunia untuk terlibat dalam kampanye mengubah mindset masyarakat Indonesia. Menurutnya, PPI Dunia bisa berfokus kepada remaja sebab memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dengan kalangan remaja dan pemuda.
Dia menambahkan, dalam kerja sama program jangka panjang, PPI bisa melakukan penelitian ilmiah dan menulis jurnal tentang stunting. Hal tersebut dapat menjadi bahan referensi bagi BKKBN dan pemangku kepentingan percepatan penurunan stunting lainnya.
"Kami berharap ada kerja sama program long term (jangka panjang). Meski periode kepengurusan PPI hanya singkat tetapi programnya tetap berjalan," tandasnya.
Koordinator PPI Dunia Achyar Al Rasyid, menerangkan pihaknya merupakan organisasi pelajar dan mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh studi di luar negeri itu. Dia menyatakan ingin mewujudkan Indonesia Emas 2045 salah satunya melalui penanganan stunting.
"Kami ingin mewujudkan Indonesia Emas 2045. Karena itu kami support BKKBN dalam program menurunkan stunting," katanya.
Dia menambahkan, pihaknya akan melakukan kegiatan yang berkaitan dengan percepatan penurunan stunting di Pulau Gili Ketapang, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.Kegiatan yang dilakukan pada 15 Januari 2023 ini adalah pelestarian lingkungan terutama terumbu karang dan penyediaan ketersediaan air bersih guna menekan angka stunting.