PRT MORESBY - Paus Fransiskus mengadakan misa di udara terbuka untuk puluhan ribu umat Katolik Papua Nugini pada hari Minggu (8/9), memohon negara "di ujung dunia" ini untuk lebih dekat dengan iman Katolik.
Paus berusia 87 tahun itu memimpin misa sekitar 35.000 orang di stadion utama Port Moresby, perhentian terakhir dalam perjalanan 12 hari yang melelahkan melintasi Asia-Pasifik.
Ia muncul di hadapan rakyat Papua Nugini dalam perpaduan yang mencolok antara pendeta berjubah hijau, umat beriman yang mengenakan pakaian putih, serta warga suku yang mengenakan hiasan kepala berbulu dan rok buluh, yang mengetukkan lagu-lagu penyembahan pada genderang kundu berbentuk jam pasir.
Khotbahnya mengusung tema yang sudah tidak asing lagi dalam kepausannya, yakni mendekatkan mereka yang berada di "pinggiran" kepada iman, dan Gereja Katolik yang luas yang dipimpinnya.
"Saudara-saudari, Anda yang tinggal di pulau besar di Samudra Pasifik ini mungkin terkadang menganggap diri Anda sebagai tanah yang jauh dan terpencil, yang terletak di ujung dunia," katanya.
"Hari ini Tuhan ingin mendekat kepadamu, untuk mendobrak jarak".
Beberapa orang berkumpul sejak Minggu dini hari untuk memastikan mereka dapat mengikuti misa pagi.
"Anda mendengar kata 'setia'. Pada pukul dua pagi, orang-orang mengantre di luar gerbang, Anda tahu bahwa mereka setia," kata Jonathan Kassman (47), seorang pejabat yang terlibat dalam penyelenggaraan acara tersebut.
Bernard Soari, yang melakukan perjalanan dari salah satu pulau terpencil di Papua Nugini ke ibu kota, berharap pernyataan Paus membawa "lautan perasaan".
"Hal itu memperkuat iman kita untuk memahami makna cinta dan rasa hormat terhadap satu sama lain. Kami merasa terhormat atas kunjungan Paus ke tanah kami," kata pria berusia 48 tahun itu.
Lebih dari 90 persen dari 12 juta penduduk Papua Nugini menyebut diri mereka Kristen, tetapi agama tersebut hadir berdampingan dengan berbagai kepercayaan, adat istiadat, dan ritual setempat.
Sekitar seperempat penduduk Papua Nugini beragama Katolik.
Sore harinya pada hari Minggu, Paus akan melakukan perjalanan lebih jauh ke "pinggiran", ke kota hutan terpencil Vanimo, di barat laut Papua Nugini.