JAKARTA - Dalam rangka mewujudkan konektivitas Asean, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan turut menghadiri pertemuan ke-46 Asean Maritime Transport Working Group (46th MTWG) membahas antara lain rencana pembukaan lintas penyeberangan Roll On-Roll Off (Ro-Ro) rute Dumai-Malaka, rute Davao-General Santos-Bitung serta pelayaran perdana rute Tanjung Silopo-Lahad Datu yang digelar di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam.

Pertemuan ini dibuka secara resmi oleh Mr. Mohammad Nazri Mohammad Yusof, Permanent Secretary of the Ministry of Transport and Infocommunications, Brunei Darussalam dan dipimpin oleh Puan Salaya Rahayu Binti Salleh didampingi Yohanna Nair Kunju Krisnan, The Asean Secretariat serta Cristie Kam Voon dari Maritime and Port Authority of Brunei Darussalam.

Pada hasil pembahasan dalam forum 46th MTWG ini, Indonesia dan Malaysia diminta untuk melakukan pembahasan secara intensif terkait dengan rencana pembukaan Ro-Ro Dumai-Malaka melalui Tim Task Force.

"Adapun saat ini Indonesia sedang menyusun anggota Joint Task Force Ro-Ro Dumai-Malaka yang nantinya sebagai tim yang akan berkoordinasi secara intensif dengan pihak Malaysia melalui forum Asean," kata Windi Susilawati, Kepala Subdirektorat Prasarana Sungai, Danau dan Penyeberangan dalam keterangan tertulisnya saat menghadiri pertemuan tersebut, Selasa (7/5).

Sejalan dengan hal tersebut, Supartien Komaladewi perwakilan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI yang turut hadir menyampaikan dukungannya terhadap implementasi dari proyek ini dengan mempertimbangkan kesiapan Pelabuhan Dumai yang telah dilakukan pengembangan serta dukungan Pemerintah untuk mendukung aksesibilitas yakni menyediakan jalan pendukung menuju Pelabuhan yang termasuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN).

"Dari sisi komoditas, Pemerintah Daerah dan pengusaha perlu mempersiapkan dengan baik jenis komoditas yang akan dimuat untuk rute ini. Diharapkan rencana pengoperasian kapal Ro-Ro ini dapat segera diimplementasikan," tambah Dewi.

Sebagai informasi, 14 Pelabuhan Indonesia masuk dalam daftar Pelabuhan Asean yaitu pelabuhan Tanjung Priok (Jakarta), Tanjung Perak (Surabaya), Belawan (Medan), Makassar (Ujung Pandang), Tanjung Emas (Semarang), Bitung, Balikpapan, Dumai, Pontianak, Panjang, Palembang, Banjarmasin, Sorong dan Jayapura.

Dalam pembahasan tersebut, Indonesia menyampaikan progress terbaru rehabilitasi sisi darat Pelabuhan Sri Junjungan, Dumai yang saat ini sudah mencapai progress 61% dan ditargetkan selesai pada 2024 yang nantinya dapat mengakomodir fasilitas Custom, Imigration, Quarantine and Security (CIQS) untuk pelayanan International.

Pemerintah Republik Indonesia menerangkan dalam pelaksanaannya masih terdapat kendala perihal kesepakatan jangkauan kendaraan baik penumpang maupun barang yang melintas menggunakan Ro-Ro rute Dumai-Malaka, di mana Malaysia hanya menyetujui kendaraan hanya sampai di Pelabuhan dan tidak masuk ke wilayah negara tujuan.

Pihak Malaysia menyampaikan bahwa dari hasil pertemuan Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) tahun 2023, pembangunan Terminal Port Tanjung Beruas akan dimulai pada 2026 dan diproyeksikan beroperasi pada 2028. Hasil pertemuan tersebut juga menyepakati adanya perubahan implementasi pengoperasian Ro-Ro Dumai-Malaka yang semula pada 2026 menjadi tahun 2028.

Persiapan Operasional

Pada kesempatan yang sama, Indonesia bersama Filipina diminta untuk menyampaikan mengenai upaya koordinasi untuk mendukung keberlanjutan dan dimulainya kembali pengoperasian kapal Ro-Ro rute Davao-General Santos- Bitung. Sebelumnya pada 2017, Presiden Joko Widodo bersama dengan Presiden Rodrigo Roa Duterte secara resmi membuka jalur pelayaran kapal Ro-Ro rute Bitung-Davao-General Santos.

"Namun dikarenakan kurangnya komoditas yang diangkut mengingat komoditas di wilayah yang dihubungkan memiliki kesamaan, sehingga pergerakan barang kurang berpotensi dan operasional kapal tersebut diberhentikan," jelas Windi.

Oleh karena itu, apabila rute ini akan dioperasikan kembali maka pihak Indonesia mengusulkan pergerakan barang dan orang tidak hanya melalui kapal Ro-Ro akan tetapi dapat dilakukan dengan kapal-kapal non konvensi. Kemudian pada forum Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East Asean Growth Area (BIMP-EAGA) terkait rute Bitung-Davao/Gensan perlu mengidentifikasi potensi rute kapal general kargo dari Davao-Bitung -Shanghai.

Dalam hal ini Indonesia mengusulkan untuk membuat task force dalam mencari solusi atas masalah yang dapat membuat program lebih konstruktif untuk kedua pihak. Dalam pertemuan tersebut disampaikan juga hasil pertemuan 45th Asean Maritime Transport Working Group (MWTG) yang dilaksanakan pada 17-19 Oktober 2023 di Vietnam,hasil forum Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT), dan hasil forum Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East Asean Growth Area (BIMP-EAGA).

Baca Juga: