Kota-kota di Tiongkok dilaporkan melakukan pembatasan Covid-19 dengan ketat. Mulai dari kota Wuhan di Tiongkok tengah hingga kota Xining di barat laut mulai menyegel bangunan, mengunci distrik, yang membuat orang dalam kesulitan.

Langkah itu diambil pemerintah Tiongkok menyusul dideteksinya 1.000 kasus Covid-19 baru per hari dalam kurun waktu tiga hari terakhir.

Walaupun jumlah kasus Covid-19 harian di Tiongkok jauh lebih sedikit apabila dibandingkan dengan rekor infeksi puluhan ribu kasus per hari yang membuat Shanghai kewalahan pada awal tahun ini, jumlah itu tetap memicu lebih banyak pembatasan di seluruh negeri.

Kota Guangzhou, provinsi Guangdong, pada hari Kamis (27/10) dilaporkan menutup lebih banyak jalan dan lingkungan dan menahan orang-orang di rumah mereka karena dianggap berisiko tinggi atas gelombang infeksi Covid-19.

"Banyak teman dan rekan kerja saya dikurung di rumah," kata penduduk Guangzhou, Lily Li, 28, seperti dikutip dari Reuters.

"Situasinya masih belum stabil. Banyak tempat yang dikunci. Kelas-kelas dihentikan dan tempat-tempat hiburan juga diliburkan. Gym yang sering saya kunjungi juga ditutup," sambungnya.

Wuhan, yang menjadi kota awal wabah Covid-19 pertama di dunia, kini melaporkan sekitar 20 hingga 25 infeksi baru setiap hari selama pekan ini. Jumlah itu sudah cukup memicu pemerintah setempat untuk memerintahkan lebih dari 800.000 orang di satu distrik untuk tinggal di rumah..

"Saya tidak tahu harus berbuat apa. Jika kami masih bisa bertahan hidup seperti ini maka saya kira itulah yang akan kami lakukan," kata seorang warga Wuhan bermarga Chang.

"Ketika kami melihat berita tentang COVID ini, kami sekarang merasa agak mati rasa. Kami merasa mati rasa terhadap semua itu. Kami merasa semakin mati rasa," ujarnya.

Di kota Xining, sebuah unggahan media sosial menceritakan tentang kekurangan pangan dan kenaikan harga barang-barang penting ketika otoritas kesehatan di kota berpenduduk 2,5 juta orang itu berlomba untuk menahan infeksi Covid-19 pada awal Oktober.

"Untuk mengurangi risiko penularan, beberapa toko sayur dan buah telah ditutup dan dikarantina," kata seorang pejabat pemerintah Xining, pada Rabu (26/10).

Reuters menuturkan 28 kota menerapkan berbagai tingkat tindakan penguncian atau lockdown pada 24 Oktober, yang sangat membebani ekonomi terbesar kedua di dunia itu, dengan kerugian ditaksir mencapai 3,55 triliun dolar AS atau setara hampir seperempat dari output ekonomi Tiongkok pada 2021.

Baca Juga: