Fenomena gangguan ginjal akut tengah menjadi sorotan belakangan ini. Karena itu, para orang tua diminta untuk memonitor gejala infeksi dalam 14 hari terakhir jika sang buah hati mengalami sakit.

"Jadi, pada 14 hari itu kita harus concern, apakah ada gejala yang mirip-mirip gangguan ginjal aku atau enggak. Kita edukasi ke orang tua itu 14 hari terakhir yang tetap kita harus monitor," kata dokter spesialis anak dr. Ftiria Mahrunnisa, dikutip dari Antara, Rabu (19/10).

Fitria menjelaskan, gejala infeksi yang patut diwaspadai dalam 14 hari terakhir itu adalah demam, gejala pernapasan seperti batuk, pilek, atau gejala saluran pencernaan seperti diare dan muntah.

Kasus gangguan ginjal akut ini banyak dijumpai pada anak usia di bawah lima tahun dan saat ini sudah menyebar ke sejumlah kota besar di Indonesia.

Selain melihat gejala demam, kata Fitria, orang tua juga harus memperhatikan perubahan pada warna urine anak dan intensitas buang air kecilnya.

"Jadi, gangguan ginjal akut itu pasti kelihatannya dari urine. Kalau yang hanya ringan itu pipisnya kayak hanya berkurang atau lebih pekat," ucapnya.

Jika gejala gangguan ginjal akut sudah lebih berat, muncul tanda kegawatan pada anak, yakni mengalami penurunan kesadaran, gangguan nafas sampai sesak nafas.

Dokter lulusan Universitas Gajah Mada itu meyakini bahwa gangguan ginjal akut masih bisa disembuhkan selama penyebabnya bisa diatasi, seperti anak dengan dehidrasi berat.

"Itu stage ringan. Kalau dia sudah stage yang berat dan merusak ginjal otomatis bisa menetap sampai dia tumbuh dewasa karena jatuhnya mereka harus cuci darah," ujar Fitria.

Langkah pencegahan yang bisa dilakukan orang tua jika anak sakit adalah dengan memberikan cairan yang cukup agar anak tetap terhidrasi dengan baik sehingga fungsi ginjalnya tidak terganggu.

"Itu karena kalau lagi panas, lagi demam itu perlu naik minimal 10 persen dari kebutuhan hariannya dia. Jadi, cairan menjaga fungsi ginjal pada saat anak sakit, tetap bisa men-support fungsi ginjal dengan baik," tutur Fitria.

Selain itu, jangan memberi obat yang terlalu berlebihan karena batuk atau flu bisa jadi karena debu atau dingin, dan tetap berkonsultasi dengan dokter jika merasa ragu.

"Lebih baik yang ragu-ragu itu dikonsultasikan dulu jangan sampai lebih berat baru ke rumah sakit," kata Fitria.

Baca Juga: