PONTIANAK - Wakil Presiden (Wapres) KH Ma'ruf Amin selaku Ketua Pengarah Tim Percepatan Penurunan Stunting (TP2S) menekankan agar pelaksanaan penimbangan balita memiliki standar yang sama di semua tempat.

Program penimbangan balita secara massal merupakan langkah deteksi dini stunting yang dilakukan pemerintah untuk mencapai target angka prevalensi stunting 14% pada 2024.

"Pertama tentu standarnya harus sama, untuk mengukur ini standarnya harus sama. Jangan sampai tidak sama, kemudian nanti [hasilnya] berbeda-beda. Dan yang kedua hasilnya juga harus akurat," tegas Wapres di Pontianak, Rabu (27/3) seperti disiarkan laman resmi Wapres RI.

Wapres juga meminta seluruh petugas penimbangan memiliki pemahaman yang sama. Termasuk para orang tua yang harus rajin memeriksakan balitanya ke Posyandu.

"[Program penimbangan massal] untuk menggerakkan, menyadarkan terutama para ibu tentang pentingnya menjaga kesehatan anak," ujarnya.

Lebin jauh, Wapres mengungkapkan bahwa program penimbangan massal dilakukan dua kali dalam setahun untuk mengukur kondisi tumbuh kembang anak umur 0 sampai dengan 59 bulan. Ia pun mengimbau para orang tua rutin memeriksakan balitanya setiap bulan, bukan hanya saat ada penimbangan missal.

"Kita harapkan tetap melakukan pemeriksaan yang rutin yaitu sebulan sekali. Jadi sebulan sekali itu terus diperiksa seperti di Posyandu," tegasnya.

Pemeriksaan rutin ini sangat penting, kata Wapres, karena hasilnya dapat menjadi bahan monitoring dan evaluasi Puskesmas, terutama terkait keadaan para balita di wilayah pelayanannya.

"Tidak hanya mengikuti yang standar [pemeriksaan] 1 tahun 2 kali, tapi ini juga dapat dilakukan untuk menjadi bagian yang dimonitor oleh Puskesmas daerah setempat, sehingga ukuran-ukuran [tumbuh kembang anak] juga terus [terpantau]," tandasnya.

Baca Juga: