Letak Purwakarta yang hanya "selemparan batu" dari Jakarta sering dilupakan orang. Padahal di sini terdapat beberapa tempat menarik.

Purwakarta menjadi tempat yang pas untuk berlibur tanpa menginap. Letak kabupaten dengan moto "Wibawa Karta Raharja," yang hanya 95,9 km dari Jakarta, membuat wisatawan Jakarta bisa datang lalu pulang pada hari yang sama.

Bukan hanya menawarkan wisata Waduk Jatiluhur sebagai daya tarik utama, kabupaten dengan luas 971,72 km persegi tersebut memiliki berbagai pesona alam lainnya. Di sini juga menawarkan sejarah, budaya dan daya tarik kuliner, sehingga perjalanan menjadi semakin lengkap.

Cikao Park

Bagi keluarga yang ingin memanjakan anak, Cikao Park bisa menjadi pilihan. Detinasi wisata ini bukan hanya menyajikan Water Park, namun juga Taman Satwa, Rumah Ilusi, dan Petualang. Rumah Ilusi menjadi pembeda dengan lokasi sejenis di tempat lain.

Di Rumah Ilusi terdapat atraksi menarik yang disebut Vortex Tunnel, berupa terowongan berputar. Dengan memasuki wahana tersebut, seolah diajak masuk ke lorong waktu. Ilusi lainnya yang ditawarkan adalah seseorang bisa menjadi lebih kecil atau lebih besar.

Untuk bisa mencoba Rumah Ilusi perlu merogoh kocek 30.000 rupiah atau 40.000 rupiah pada akhir pekan. Sedangkan tarif Waterpark sebesar 40.000 rupiah atau 50.000 rupiah pada akhir pekan, Taman Satwa 20.000 atau 30.000 rupiah pada akhir pekan. Sedangkan tiket masuk Cikao Park secara umum sebesar 10.000 rupiah atau 20.000 rupiah pada akhir pekan.

Beralamat di Desa Cisalada, Kecamatan Sukatani, Kab Purwakarta, dilengkapi dengan fasilitas kolam renang, spot foto instagenik, kafetaria, gazebo, toilet, kamar mandi dan kamar ganti, dan parkir.

Taman Air Mancur Sri

Baduga

Di Pusat Kota Purwakarta terdapat tempat wisata gratis berupa air mancur menari, dengan iringan musik dan lampu warna-warni yang dinamakan Taman Air Mancur Sri Baduga.

Air mancur tersebut bediri di atas taman seluas 2 hektar. Air mancur menari ini menggunakan lebih 100 pipa untuk memancarkan air hingga ketinggian 12 meter. Keindahannya diklaim tidak kalah dengan air mancur yang ada di luar negeri.

Warna-warni lampu di air mancur menyimbolkan 'Bhineka Tunggal Ika.' Untuk memberikan rasa nyaman kepada pengunjung, tersedia kursi penonton sebanyak 5.000 buah yang ditata setengah lingkaran. Atraksi air mancur hanya dilakukan Sabtu malam pukul 19.30 WIB dan 20.30 WIB selama 15-20 menit saja.

Bukit Katumbiri

Yang menyukai pemandangan bentang alam (landscape) Bukit Katumbiri bisa menjadi pilihan. Pemandangan hijau luas yang bersatu dengan birunya langit merupakanpemadangan mendamaikan.

Selain pemandangan alam yang mempesona, banyak spot foto instagenik yang akan memanjakan. Berlokasi di Desa Margaluyu, Kecamatan Kiarapedes, tempat ini cocok untuk berfoto-foto. Tiket masuk ke sini dikenakan tarif 10.000 rupiah per orang.

Katumbiri yang dalam Bahasa Sunda berarti pelangi dibuka mulai jam 07.00 hingga 18.00 WIB. Lokasi tersebut dilengkapi fasilitas toilet, mushola, gazebo, rumah pohon, warung wisata, spot foto, area berkemah dan tempat parkir. Pengunjung hanya dikenakan tarif parkir, untuk motor 3.000 rupiah dan 5.000 rupiah untuk mobil.

Curug Cipurut

Sensasi dipijat air yang jatuh dari ketinggian Curug Cipurut adalah pilihannya. Air terjun yang pecah dari batu hitam yang berdiri tegak membentuk embun yang menyejukkan. Ditambah rimbunnya pepohonan di sekitarnya semakin memanjakan mata dan pikiran mereka datang berlibur.

Berada di Desa Babakan, Kecamatan Wanayasa, air terjun ini selalu ramai dikunjungi wisatawan apalagi saat akhir pekan. Selain mandi di sini mereka dapat menggelar tikar untuk menikmati bekal yang dibawa atau yang dibeli dari warung terdekat.

Tiket masuk wisata air terjun Curug Cipurut sebesar 5.000 rupiah dan 20.000 rupiah saat akhir pekan.Fasilitas yang disediakan adalah tempat parkir kendaraan, warung wisata, toilet dan kamar mandi untuk berganti baju, spot foto.

Gedung Karesidenan

Untuk menyelami sejarah masa lalu Purwakarta bisa datang ke Gedung Karesidenan berada di Jalan KK Singawinata atau di sebelah selatan Situ Buleud. Pembangunan gedung ini dalam sejarahnya berkaitan erat dengan status Purwakarta sebagai ibu kota karesidenan Karawang kala itu.

Status Karesidenan didukung dengan pembangunan jalur kereta api Karawang - Purwakarta dengan panjam 41 km diresmikan tanggal 27 Desember 1902. Pada masa pendudukan Jepang, gedung ini dipakai untuk Honbu Kenpeitai atau markas polisi Jepang, bagian dari Datasemen Syoji.

Pada era kemerdekaan, bangunan ini difungsikan sebagai markas Resimen V. Bangunan dengan arsitektur berlanggam Indische Empire Stijl disebut mirip dengan Gedung Pakuan di Bandung yang merupakan bekas gedung Karesidenan Priangan. Kini gedung itu menjadi rumah dinas Gubernur Jawa Barat.

Sentra Keramik Plered

Purwakarta dikenal sebagai daerah penghasil keramik berkualitas, bahkan terkenal hingga ke mancanegara. Sentra keramik Plered bisa menjadi tempat kunjungan, apalagi yang baru saja mengunjungi Waduk Cirata bisa mampir ke sini.

Sentra keramik ini berada di Desa Arjun, Kecamatan Plered, yang berjarak sekitar 13 km dari pusat kota Purwakarta. Daya tarik tempat wisata ini tentu saja produk-produk kerajinan dari keramik seperti gerabah, porselain, dan terakota dengan motif khas Indonesia.

Di Plered terdapat UPTD Litbang Keramik Kabupaten Purwakarta, yang menjadi satu-satunya di tanah air. Lembaga pemerintah itu dijadikan tujuan wisata oleh sekolah agar siswanya mengetahui cara dan teknik pembuatan kerajinan kriya.

hay/G-1

Baca Juga: