Menteri Pertahanan (Menhan) Rusia Sergei Shoigu dan Menhan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin dikabarkan bercengkrama melalui sambungan telepon. Panggilan itu sekaligus menjadi yang pertama dilakukan keduanya sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari silam.

Dalam Rilisnya, Pentagon mengutarakan panggilan yang berlangsung sekitar satu jam tersebut terjadi atas permintaan Austin. Melalui sambungan itu, Austin meminta supaya Rusia segera melakukan gencatan senjata di Ukraina.

"Menteri Austin mendesak gencatan senjata segera di Ukraina dan menekankan pentingnya menjaga jalur komunikasi," tulis Pentagon dalam situs resminya.

AS sendiri diketahui mengecam tindakan yang disebut Kremlin sebagai "operasi militer khusus" dan tetap mendukung Ukraina. Bersama NATO, AS telah menjatuhkan deretan sanksi ekonomi untuk menutup pintu pendapatan yang mungkin digunakan Rusia untuk membiayai serangan mereka ke Ukraina.

Washington dilaporkan telah memberikan lebih dari 3 miliar dolar AS sebagai bantuan militer untuk Ukraina. Tidak hanya itu, AS juga menjual senjata tambahan senilai 165 juta dolar AS ke negara itu. Jumlah bantuan militer AS ke Ukraina bahkan diproyeksi akan terus meningkat, lantaran Presiden AS Joe Biden telah meminta Kongres untuk menyetujui tambahan 20 miliar dolar AS.

Lebih dari 7.000 Javelin juga telah dikirim AS ke Ukraina. Anti-tank Javelin dilaporkan sangat efektif dalam melawan tank Rusia. Cohen mengatakan pengiriman tersebut telah membantu Ukraina mencegah Rusia merebut wilayah Ukraina. Terlebih setelah ditembakkan, Javelin tidak memerlukan tembakan dari penembak sehingga pengguna dapat melarikan diri dari pertempuran tanpa perlu mengarahkan rudal ke sasarannya.

Ukraina juga telah mengerahkan artileri howitzer M-777 baru dari Amerika Serikat di garda depan perang melawan pasukan Rusia.

"Howizter M-777 beraksi. Ini bagian dari paket bantuan AS terbaru senilai 800 juta dolar AS untuk Angkatan Bersenjata Ukraina," bunyi pernyataan Kedutaan Besar AS untuk Ukraina, seperti dikutip Reuters.

Kedubes AS juga menyatakan bahwa masih ada satu dari 90 artileri bantuan AS yang akan dikirimkan ke Ukraina.

Atas rentetan pasokan senjata tersebut, Moskow menanggapi reaksi AS ini dengan serius. Presiden Rusia Vladimir Putin bahkan menuduh Washington akan menggunakan Ukraina untuk melancarkan kampanye anti-Rusia dengan memancing Kyiv ikut dalam aliansi NATO. Tak tanggung-tanggung, Putin bahkan meminta agar nuklir negaranya itu disiagakan.

Baca Juga: