Keindahan alam pegunungan dan budaya di Desa Wisata Cipta Karya mengantarkannya sebagai desa wisata terfavorit. Kekuatan ini ditunjang dengan atraksi, kuliner, dan juga souvenir yang amat menarik.
Kabupaten Bengkayang dengan luas wilayah 5.396,30 kilometer persegi memiliki dua kondisi alam yang berbeda. Di 13 kecamatan, alamnya berupa pegunungan dan perbukitan. Sedangkan khusus di Kecamatan Sungai Raya, alamnya berupa pantai dengan beberapa pulau.
Di Kecamatan Sungai Betung Kabupaten Bengkayang terdapat Desa Wisata Cipta Karya yang terpilih sebagai desa wisata terfavorit di ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023. Desa wisata ini menawarkan unsur daya tarik yang lengkap mulai dari pemandangan alam, budaya, kuliner, atraksi, dan juga souvenir yang amat menarik.
Secara historis, desa tersebut diresmikan pada 1988. Desa ini merupakan hasil penggabungan lima kampung, yaitu Kampung Ketiat, Kampung Riam Palayo, Kampung Seburo, Kampung Lamat Semalat, dan Kampung Selume.
Menurut website resmi Desa Cipta Karya, pada Januari 2023 memiliki jumlah penduduknya sebanyak 4004 jiwa, terdiri dari 2.036 laki-laki dan 1.968 perempuan. Mayoritas dari mereka adalah sub suku Dayak Bakati dengan persentase mencapai 78 persen. Mereka mayoritas beragama Katolik dan Kristen, disusul Islam dan Hindu.
Desa Cipta Karya memiliki jarak 13,3 kilometer dengan pusat kota Kabupaten Bengkayang. Sedangkan dengan jaraknya dari pusat Kota Pontianak lumayan jauh yaitu mencapai 173,5 kilometer. Walau jauh, akan tapi karena desa ini menawarkan banyak pesona sehingga banyak orang datang untuk berkunjung.
Alam desanya sangat indah. Desa ini memiliki pegunungan, hutan, bukit, sumber mata air alami pegunungan, perkebunan karet, persawahan yang luasnya lebih dari seribu hektare, serta kekayaan flora dan fauna.
Lanskap alam pegunungannya secara 360 derajat dapat dilihat dari Sepadang Hill. Tinggi puncak pegunungan ini mencapai 485 meter dari permukaan laut (mdpl). Perlu perjalanan selama 1 jam untuk mencapai puncak ini, melewati persawahan dan hutan yang masih asri.
Dari atas perbukitan baik dari Sepadang Hill yang juga disebut Spancong, akan terlihat pemandangan hutan, sawah dan pedesaan di bawahnya. Jika beruntung pada pagi hari akan terlihat lautan awan menghampar seperti kapas.
Wisatawan akan melihat masyarakat yang menggarap ladang dengan memanfaatkan tenaga kerbau atau sapi. Selanjutnya perjalanan akan melewati perkebunan karet, serta Hutan Adat Kalong yang kaya flora dan fauna yang ada.
Di bawah Sepadang Hill, para pengunjung bisa menginap atau berkemah karena di tempat ini memiliki camping ground yang luas sehingga pengunjung bisa menikmati malam di Desa Cipta Karya. Lokasi ini didukung dengan mata air pegunungan yang mengalir sepanjang waktu.
Di Hutan Adat Kalong bisa dijumpai bunga langka yakni rafflesia tuan-mudae dan rafflesia terkecil di dunia (Rhizanthes lowii). Selain rafflesia, ada pula tanaman langka lainnya yakni anggrek kasut hijau (Phapiophilum hooker). Faunanya berupa burung enggang, burung ruai, owa, kubung, beberapa jenis kupu-kupu, dan serangga hutan, kodok tanduk, dan sebagainya.
Kawasan Hutan Adat Kalong merupakan bekas pemukiman purba masyarakat sub suku Dayak Bakati. Sebarannya mencakup Kabupaten Bengkayang, Sambas, Singkawang, Mempawah, dan Kabupaten Landak. Bekas pemukiman itu, kini menjadi situs hijau karena telah ditumbuhi berbagai jenis tanaman asli Kalimantan.
Desa Wisata Cipta Karya pun masih menyimpan kekayaan alam lain yaitu air terjun yang keindahannya digambarkan dalam lagu Dayak Bakati dengan judul "Riam Palayo". Dengan nama Air Terjun Riam Budi atau disebut juga Riam Palayo, air terjun ini memiliki tinggi sekitar 4 meter dengan aliran air yang jernih dan deras.
Di bawah air terjun Riam Palayo terdapat kolam yang jernih dengan kedalaman sekitar 1 meter. Karena kejernihannya, kerikil di dasarnya bisa terlihat dengan jelas dari permukaan air. Di sisi kolam terbentuk lempengan bebatuan yang landai untuk duduk-duduk santai sambil memandang keindahan air yang jatuh atau pepohonan di sekelilingnya.
Biasanya Riam Palayo menjadi tempat berkunjung warga perkotaan atau para wisatawan luar pulau untuk menyegarkan diri. Menikmati bening dan derasnya air membuat badan dan pikiran menjadi segar untuk kembali menjalani aktivitas rutin.
Salah satu keunikan di Riam Palayo adalah jenis bebatuan yang ada di sekitar riam. Batu batuan tersebut seolah-olah tersusun rapi membentuk tingkatan tingkatan seperti candi. Untuk masuk kawasan ini dikenakan tiket masuk masuk 5.000 rupiah per orang dengan biaya parkir sepeda motor sebesar 5.000 rupiah sedangkan untuk parkir mobil dikenai tarif 10.000 rupiah.
Adat yang Lestari
Masyarakat Desa Cipta Karya masih melestarikan sejumlah prosesi adat, salah satunya adalah basansam. Tradisi ini merupakan prosesi adat untuk membersihkan kampung dari segala hal yang tidak baik, seperti penyakit, hama, malapetaka, dan sebagainya.
Setelah ritual adat, maka akan ada sesaji yang dihanyutkan ke sungai di ujung desa. Menariknya, warga beramai-ramai mengantarkan sesajen tersebut dengan mengenakan pakaian adat. Setelah itu, desa akan ditutup selama satu sampai tiga hari, tergantung dari tujuan adat basansam tersebut.
Selain tradisi besansam, pengunjung bisa menemukan beragam atraksi budaya di Desa Cipta Karya. Atraksi budaya yang bisa dilakukan adalah sumpitan, pembuatan alat musik sape, dan permainan pangkak gasing.
Sumpit merupakan senjata untuk berburu maupun dalam pertempuran terbuka atau sebagai senjata rahasia untuk pembunuhan diam-diam. Cara melepaskan pelurunya dengan cara ditiup. Di sini bisa belajar cara menyumpit dengan membidikannya ke arah papan bertanda.
Masyarakat Dayak Bakati sangat akrab dengan senjata ini. Untuk menggunakan alat ini perlu belajar karena ini terkait dengan kemampuan fokus untuk mendidik sasaran dan kemampuan meniup.
Di Desa Wisata Cipta Karya juga bisa mendengar dan melihat alat musik sape yang dimainkan. Alat ini terbuat dari kayu aro atau adau, kayu marong, dan kayu pelantan yang banyak ditemukan di hutan Kalimantan.
Kayu tersebut telah teruji kualitasnya, lebih ringan, tidak mudah patah, dan memiliki kualitas akustik yang baik. Cara pembuatan sape cukup rumit karena harus dipahat dengan seni ukiran khas Suku Dayak.
Aktivitas lain yang bisa dijalani adalah membuat lemang, yaitu salah satu makanan yang terbuat dari olahan ketan yang dimasak menggunakan buluh bambu dan dibakar. Rasanya gurih karena dicampur dengan santan.
Desa Wisata Cipta Karya menawarkan kerajinan sebagai souvenir. Hasil kerajinan ini salah satunya tersedia di Galeri Souvenir Dewi Cika. Produknya berupa bubu atau alat tangkap ikan, tas khas Dayak berbentuk tabung, mandau, patung primitif, kain batik bermotif etnik, dan lainnya. hay/I-1