Selain batu raksasa Bukit Kelam, Kabupaten Sintang memiliki air terjun tertinggi yang cukup besar dan dan mungkin paling lebar di Indonesia. Air terjun dengan nama Nokan Nayan memiliki tinggi 180 meter dengan lebar sekitar 200 mater.
Air Terjun Nokan Nayan hanya kalah dengan Air Terjun Ponot di Desa Halado, Kabupaten Toba Samosir, Provinsi Sumatera Utara yang memiliki ketinggian 250 meter dan Air Terjun Madakaripura di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger, bagian Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur dengan tinggi 200 meter.
Namun keunggulan Nokan Nayan debit airnya cukup besar, dan juga memiliki dua aliran air terjun dari aliran sungai yang berbeda yaitu Sungai Lonayan dan Sungai Jongonoi. Dalam bahasa suku Dayak setempat Nokan berarti air terjun sedangkan Lonayan atau Nayan adalah nama sungai utama yang mengairi air terjun tersebut.
"Air Terjun Nokan Nayan ini memiliki nilai jual tinggi, namun sayangnya kurang fasilitas serta akses menuju ke sana," ungkap anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sintang, Zulkarnain.
Dengan debit air yang deras mendekati air terjun ini dipastikan akan basah kuyup meski berjarak 300 meter dari air terjun. Pesonanya akan tampak memukau karena, kawasan ini akan mengeluarkan kabut dan dari kejauhan tampak seperti asap tebal yang mengitari kawasan ini.
Air Terjun Nokan Nayan terletak di Desa Deme, Kecamatan Ambalau, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. Tidak mudah untuk mencapai ke tempat ini karena akses jalannya yang masih belum mendukung. Faktor ini turut berpengaruh pada popularitas air terjun ini.
Dari pusat Kota Kabupaten Sintang bisa menggunakan kendaraan roda empat atau roda dua hingga Nanga Pinoh di Kabupaten Melawi. Selanjutnya menuju Kemangai, Ibu Kota Kecamatan Ambalau menggunakan speedboat menyelusuri selama 6 Jam atau 2-3 hari dengan perahu kecil.
Dari Kemangai kembali harus menggunakan speedboat menyelusuri Sungai Jengonoi merupakan Sungai Melawi hulu menuju Dusun Ukai, sebuah kampung sebelum Desa Nanga Menantak. Dari Kampung Ukay harus berjalan kaki sekira 1,5 jam ke Desa Nanga Menantak.
Dari Desa Menantak lalu menggunakan perahu ke Desa Demen selama 3 Jam. Dari Desa Deme perjalanan dilanjutkan dengan perahu kecil menuju titik terakhir penambatan perahu (Tolian Ponohkak) selama 3 jam dengan kondisi air sungai pasang.
Perjalanan ke Air Terjun Nokan Nayan kemudian berjalan kaki dengan mulai menaiki tanjakan Tuhkat Pasang yang merupakan dinding lembah Sungai Jongonoi atau bibir dataran tinggi Jongonoi. Perjalanan selanjutnya relatif mudah hingga menemukan spot untuk melihat Air Terjun Nokan Nayan. hay/I-1
Derasnya Air Terjun di Tengah Hutan Belantara
21 Agustus 2021, 00:00 WIB
Waktu Baca 2 menit