Jakarta - Tekanan terhadap nilai tukar rupiah terhadap dollar AS diperkirakan masih berlanjut ke depan. Hal itu disebabkan ketimpangan imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS) dengan negara lain, termasuk Indonesia, sangat lebar. Seperti diketahui, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu (16/5) sore, melemah 56 poin dari sehari sebelumnya menjadi 14.086 rupiah per dollar AS.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, kemarin mengatakan dollar AS mengalami apresiasi terhadap sejumlah mata uang dunia terbantu kenaikan yield obligasi AS tenor 10 tahun kembali ke atas level 3 persen. "Kenaikan imbal hasil memperlebar selisih suku bunga antara AS dan negara maju lainnya, sehingga meningkatkan daya tarik dollar AS," katanya.

Dia mengatakan meningkatnya imbal hasil AS memicu perpindahan arus modal dari pasar berkembang. Salah satu faktor yang mendukung imbal hasil obligasi Amerika Serikat itu yakni tanda-tanda meredanya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok.

Ant/E-10

Baca Juga: