DEPOK - Para pemuka agama dilibatkan untuk menurunkan stunting. Hal ini dipraktikkan mahasiswi Universitas Indonesia (UI). Ini khususnya untuk warga Kelurahan Sukamaju, Kecamatan Cilodong, Kota Depok.
Praktik ini dijalankan dalam rangka pengabdian masyarakat dari Fakultas Kesehatan Masyarakat UI. "Kegiatan yang melibatkan para pemuka agama bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pencegahan stunting melalui jalur ceramah keagamaan," jelas Ketua Tim Pengmas FKM UI, Asih Setiarini, di Depok, Senin (7/10).
Prevalensi stunting Kota Depok Tahun lalu tercatat 3,24 persen, namun di Kelurahan Sukamaju lebih tinggi, 4,1 persen untuk tahun ini.
"Kondisi tersebut menunjukkan tingginya angka kasus stunting di wilayah tersebut," jelas Asih. Penyuluhan mengenai pencegahan stunting menjadi sangat penting dengan tujuan meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat.
Kegiatan diikuti 33 pemuka agama. Mereka diberikan pemahaman tentang stunting, penyebab, dampak, dan cara pencegahan. "Peningkatan pemahaman terkait stunting balita oleh para pemuka agama dapat dijadikan sebagai materi ceramah keagamaan dan dapat diteruskan ke masyarakat luas," ujarnya.
Camat Cilodong, Zainal Arifin, memberikan apresiasi atas inisiatif FKM UI dalam mengedukasi masyarakat tentang stunting melalui tokoh agama. Asih berharap, agar program-program pemerintah dapat terus berjalan. Salah satunya melalui partisipasi pemuka agama, dalam menangani masalah stunting, sehingga mencapai zero new stunting di Kota Depok.
Lurah Sukamaju, Indra Cahyadi, menekankan pentingnya kolaborasi antara akademisi, pengusaha, media, dan masyarakat. Dengan dukungan dari semua pihak, upaya menekan angka stunting bisa terus dilaksanakan. Semoga upaya ini dapat berdampak positif dan secara bertahap mengurangi stunting Depok.
Salah seorang peserta kegiatan, Jayadi Amin, menyatakan kagum terhadap penyuluhan dari FKM UI karena informasi tentang stunting, gizi seimbang, gizi ibu hamil dan ibu menyusui sebagai ilmu yang belum pernah diketahui. "Saya banyak mendapat pengetahuan berharga. Ini dapat dibagikan kepada warga lainnya," katanya. Tahun lalu, kegiatan serupa juga dilaksanakan oleh FKM UI di Kecamatan Kalanganyar, Kabupaten Lebak, Banten.
Pengmas RSUI
Selain itu, UI juga melakukan pengabdian masyarakat (Pengmas) lain. Kali ini dilakukan oleh Rumah Sakit UI yang member layanan kesehatan kepada masyarakat Baduy.
Direktur Pelayanan Medis RSUI sekaligus Ketua Pelaksana Pengabdian Masyarakat Arza Putra, Senin (7/10) mendukung kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Baduy. Maka, RS UI terus melayaninya. Kali ini pengwas keenam.
Diharapkan kegiatan dapat mewujudkan peran bersama untuk mendukung pemerintah menurunkan stunting dari kondisi 24,4 persen tahun 2021 menjadi 14 persen pada tahun ini. Arza menuturkan, RSUI menyadari pendekatan berkelanjutan sangat diperlukan untuk mengatasi masalah kesehatan. Program pengmas ini sebagai bentuk kepedulian RSUI terhadap kesehatan nasional.
Dengan perhatian dan interaksi yang dibangun langsung kepada masyarakat, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan. "Saya berharap kegiatan ini membantu pemerintah mempercepat penurunan stunting," tandas Arza.
Koordinator Lapangan Pengmas, Nur Akbar, menambahkan, kondisi kurang gizi berdampak buruk tumbuh kembang anak Baduy. "Bila anak kurang gizi, saat remaja bisa anemia. Lalu saat dewasa dan hamil dapat berdampak serius pada janin," tandas Nur. wid/Ant/G-1