Depo BBM Pertamina di Plumpang perlu direlokasi ke lokasi yang juga mendukung efisiensi operasional perusahaan, seperti di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta.

JAKARTA - Depo BBM Pertamina Plumpang Jakarta Utara diminta untuk dipindahkan. Sebab, perkembangan kawasan pemukiman sulit terbendung, dan ini menjadi tren di kota-kota besar.

Pemindahan ke lokasi lain pun juga harus mempertimbangkan efisiensi, termasuk dalam operasionalnya. Di sisi lain, apabila depo BBM dipindahkan ke pelabuhan maka cost ke depannya akan lebih murah.

Pengamat Energi Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta Fahmi Radi, mengakui jika bicara legalitas tanah, tentu itu merupakan lahan milik Pertamina. Namun, jika berpikir lebih luas lagi, apabila yang direlokasi warga sekitar bakal sangat kompleks.

"Kan Wapres Maruf sampaikan opsi Depo dipindahkan. Jadi, sekarang tinggal Pertamina saja dan sebaiknya dilakukan secepat mungkin agar tak ada lagi kecelakaan seperti ini ke depannya," ungkapnya pada Koran Jakarta, Minggu (5/3).

Menurut Fahmi, opsi pemindahan Depo BBM Pertamina Plumpang itu sangat bisa dilakukan. Lokasi yang paling tepat di Tanjung Priok, Jakarta Utara, sehingga nanti minyak itu cukup diangkut dengan kapal tanker saja tidak perlu lagi harus menggunakan pipa yang melewati pemukiman warga.

Lagi pula, lanjut Fahmi, apabila direlokasi ke dekat pelabuhan maka akan lebih menghemat biaya operasional ke depannya, karena tidak perlu berinvestasi lagi untuk pemasangan pipa. Jadi, minyak cukup diangkut dengan kapal tanker saja.

Dia menegaskan kecelakaan ini menandakan sistem standar keamanan infrastruktur BBM Pertamina jauh di bawah standar sistem keamanan internasional. "Karena sudah sering kali terjadi dan hampir tak ada perkembangan," tandasnya.

Anggota Komisi VII DPR RI, Nurhasan Zaidi, mengaku prihatin atas peristiwa ledakan depo Pertamina. Menurutnya, kebakaran depo dan kilang minyak milik Pertamina itu sejatinya bukan kejadian pertama.

"Dalam dua tahun terakhir saja paling sedikit lima musibah terjadi di depo maupun kilang minyak Pertamina. Idealnya, dalam industri perminyakan dan gas, harus sudah dipastikan Zero Accident, Standar Operasional Pengawasannya harus ketat dan tidak bisa ditawar untuk semua pihak, apalagi pernah kejadian di tempat tersebut," ujar Nurhasan.

Karena itu, dia mendesak Pertamina bertanggung jawab penuh atas kerugian yang ditanggung masyarakat, baik moril maupun materiil. Selanjutnya, dia juga mendesak Pertamina segera melakukan langkah preventif terhadap risiko susulan yang berpotensi diakibatkan oleh kebocoran pipa dan meledaknya pipa tersebut.

"Pertamina wajib menjaga stok ketersediaan pasokan BBM bagi masyarakat, karena kita tahu bahwa pipa BBM yang terbakar ini merupakan bagian dari Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Plumpang. TBBM Plumpang adalah salah satu terminal BBM terpenting di Indonesia, yang mensupply ketersedian BBM di Indonesia," tambah Politisi Fraksi PKS ini.

Nurhasan pun menyebut dia bersama rekan-rekan lain di Komisi VII DPR RI akan mengusulkan kepada pimpinan Komisi VII untuk membentuk Panja (Panitia kerja) investigasi terkait kasus ini.

Khusus untuk kejadian di TBBM Pertamina Plumpang, imbuh Nurhasan, dia akan segera mendesak pihak berwenang menginvestigasi secara menyeluruh.

Pasokan Aman

Sementara itu, Vice President Corporate Communication PT Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, mengatakan kegiatan operasional di terminal BBM ini sudah mulai beroperasi kembali semenjak status emergency sudah dicabut per pagi tadi.

"Dapat kami sampaikan fokus kami saat ini dua hal yang pertama yaitu fokus penanganan pada warga yang terdampak," ungkapnya saat menyampaikan update penanganan ledakan depo, Minggu (5/3).

Kedua lanjutnya, dapat dilihat bersama-sama bahwa kami memastikan bahwa pasokan BBM Aman.

Baca Juga: