JAKARTA-Dewan Energi Nasional (DEN) terus mendorong pengembangan energi alternatif di tanah air. Hal itu dalam rangka memenuhi kebutuhan listrik di tanah air serta mendorong pertumbuhan industri nasional.

Sekretaris Jendral DEN Djoko Siswanto mengatakan DEN baru saja meneken penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/ MoU) dengan Thorcon Power Indonesia terkait perkembangan energi altenatif PLTN berbasis Teknologi Molten Salt Reactor 2+250 MW (TMSR500/ Kelasa-1)

Sejumlah poin kesepahaman dalam MoU tersebut, antara lain mendukung rencana pembangunan PLTN berbasis teknologi TMSR 2x250MW (TMSR500) sebagai PLTN pertama di indonesia. Selanjutnya, para pihak sepakat untuk menyusun semacam proposal. Kemudian, melakukan penyusunan rangkuman terhadap badan hukum, melakukan peninjauan atau kajian terhadap regulasi yang ada serta usulan dasar hukum dan rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL) yang dapat menjadi acuan.

Berikutnya, melakukan kajian teknis untuk menentukan potensi wilayah di Indonesia yang layak dikembangkan untuk pembangunan energi alternatif tersebut.

"Secara bersama melakukan koordinasi dengan kementrian, lembaga, BUMN, terkait dalam pelaksanaan persiapan pembangunan PLTN. Kemudian, dalam jangka waktu 5 tahun dapat diperpanjang atau diakhiri sewaktu- waktu. Pembiayaan dari pihak pertama dalam hal ini Thorcon. Kami sama-sama nanti, secara sepakat bersama menuju ke perguruan tinggi atau lembaga yang kompeten untuk melakukan hal-hal yang tadi saya sebutkan," ujar Djoko dalam jumpa pers usai penandatanganan nota kesepahaman itu di Jakarta, Rabu (13/12).

Chief Operating Officer Thorcon Power Bob S Effendi menambahkan nantinya Thorcon Power Indonesia dan DEN akan membuat proposal bersama.

"Kami berharap dalam MoU ini kita membuat proposal bersama. Kita akan banyak sekali melakukan FGD dengan lembaga dan kementerian, diharapkan proposal bisa segera siap dan bisa dibawa masuk ke pemerintah oleh DEN," ujar Bob.

Adapun perusahaan energi asal Amerika Serikat, menargetkan izin operasi PLTN dari Bapeten akan didapatkan pada tahun 2029. Selanjutnya, di tahun 2030 PLTN TMSR500 berkapasitas 500 dapat beroperasi komersial. Proyek pembangkit listrik nuklir ini menelan investasi US$ 900 juta atau sekitar Rp 13 triliun. Nilai tersebut turun dari rencana semula sebesar US$1,2 miliar atau sekitar Rp 17 triliun.

Thorcon terang Bob mendukung pengembangan peningkatan kapasitas dan kompetensi sumber daya manusia Indonesia dalam penguasaan teknologi TMSR; serta kegiatan pendidikan dan pelatihan dalam mendukung program Thorcon ke depannya. Perusahaan itu juga menjamin pengggunaan tingkat kandungan lokal dan adanya transfer teknologi.

Baca Juga: