Judul : Innovative Companies

Ketua Tim Penulis : Joko Sugiarsono

Penerbit : Swasembada Media Bisnis

Halaman : 220 halaman

Buku Innovative Companies menuntun para calon pengusaha dan mereka yang hendak mengembangkan sayap bisnis. Inovasi merupakan salah satu kunci kesuksesan dan keberlangsungan suatu usaha. Pada bagian pertama, dijelaskan arti penting sebuah inovasi bagi keberlangsungan sebuah perusahaan. Contoh Nokia Mobile Phone, pada tahun 2000-an, pengguna telepon selular Nokia, termasuk di Indonesia, sangat banyak.

Akan tetapi, Nokia berubah 180 derajat ketika sistem operasi Android yang diciptakan Google semakin populer. Apalagi, aplikasi independen yang tersedia di Android Market semakin menjamur.

Pertumbuhan bisnis Nokia terus merosot karena sikap keras kepala Nokia yang bertahan menggunakan sistem operasi simbian. Daya tarik Nokia lewat Simbian dan aneka desain handset-nya tidak mampu bersaing dengan iPhone atau pun ponsel pintar berbasis Android.

Pada 2010, sudah sedikit sekali orang menggunakan ponsel buatan Finlandia tersebut. Pertumbuhan bisnis Nokia tidak kunjung membaik walau telah diambil Microsoft. Buku ini memuat 11 perusahaan asal Indonesia yang dikupas secara mendalam cara berinovasi dan sukses. Inovasi bisa bidang produk, proses, dan strategi.

Kemenangan Jaya Group yang memproduksi keramik merk Centro, membuat gebrakan ke pintu kesuksesan. Selama ini, keramik selalu didominasi warna putih polos jenis porselen. Namun, Jaya Group muncul dengan menghadirkan keramik bercorak batu alam, murah, praktis dan efisien.

Setelah penelitian enam bulan, diluncurkan generasi pertama Centro pada 2008. Terobosan ini mengantarkannya sebagai pionir produk keramik bercorak batu alam. Urutan ketiga produsen di dunia yang membuat keramik menyerupai batu alam. Tiap tahun lalu keluara produk baru.

Ada juga strategi dengan menerapkan harga terjangkau. Proses pemasangan keramik yang lebih mudah dan murah. Keramik bercorak batu alam semakin diklaim ramah lingkungan ketimbang memakai batu alam asli. "Belum banyak pabrikan yang berani berpikir out of the box lantaran tidak banyak memprioritaskan bidang Research and Development," katanya (hal 28).

Direktur PT Indah Golden Signature, Benny Muliawan, menceritakan bisnis awalnya dari sebuah toko emas. Kini tumbuh sebagai eksportir emas. Inovasi yang dilakukan adalah memproduksi mas dengan kadar kemurnian standar internasional 99,99 persen. Indah Golden Signature juga berkerja keras menembus pasar emas Swiss.

"Kreativitas perusahaan dalam mengarungi bisnis emas batangan memegang peran penting. Indah Golden Signature berhasil menembus pasar ekspor melalui jalur pengepul, kendati awalnya hanya sebagai pedagang. Peluang ekspor mendorong manajemen untuk bergerak memburu pasar ekspor," ujar Benny (hal 121).

Diresensi Taqwo Hutomo, mahasiswa Universitas Bung Karno Jakarta

Baca Juga: