BATAM - Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, sudah lebih dari delapan investor yang berinvestasi dalam pengembangan pembangunan pusat data di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Nongsa Digital Park (NDP), Batam, Kepulauan Riau.

"Untuk pusat data tadi sudah ada lebih dari delapan investor, dan sudah berinvestasi sekitar 1,5 miliar dollar AS," kata Menko Airlangga di Batam, Jumat pekan lalu usai peletakan tiang pancang pertama pembangunan pusat data di KEK Nongsa Digital Park.

Setelah meresmikan, Airlangga mengatakan pihaknya akan terus meninjau progres dari pengerjaan pusat data tersebut agar dapat dikerjakan secara maksimal.

"Tadi juga disampaikan masih ada beberapa progres dan hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi, tentu kita lihat dulu di lapangan," katanya.

Terpilihnya kota Batam untuk membangun pusat data bersama Singapura dan Johor ini ditargetkan akan menjadi pusat data kelas dunia.

Pusat data yang berada di Batam ini akan mendukung kebutuhan Indonesia dan kawasan Asia Tenggara. Penempatan pusat data di Batam dinilai sebagai tempat yang strategis.

Pusat data ini dibangun dengan total investasi sebesar 200 juta dollar AS atau setara 3 triliun rupiah, dan luas lahan mencapai 10 hektar serta total kapasitas daya 28 mega watt dengan GDS Holdings Ltd sebagai pengembang dan operator yang berasal dari Tiongkok.

Tujuannya pembangunan pusat data agar menjadi jembatan Indonesia menuju era digital, kemudian sebagai pintu masuk bagi para pelaku usaha di bidang ekonomi digital.

Visi 2045

Sebelumnya, Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan Rionald Silaban menyatakan Foreign Direct Investment (FDI) atau investasi asing langsung Indonesia harus 4,5 persen dari produk domestik bruto (PDB) untuk mencapai Visi 2045.

"Harapan kita di 2045 adalah pendapatan per kapita kita menuju high income country. Untuk mendukung visi tersebut maka kita berharap FDI kita 4,5 persen dari PDB," katanya dalam Sosialisasi UU Cipta Kerja terkait Lembaga Pengelola Investasi di Jakarta, Rabu pekan lalu.

Visi 2045 merupakan target Indonesia menjadi negara berpendapatan tinggi sehingga masuk sebagai lima besar kekuatan ekonomi dunia.

Rio menyebutkan Indonesia harus keluar dari middle income trap pada 2036 dengan PDB per kapita pada tahun tersebut sudah di atas 12.233 dollar AS sehingga pada 2045 bisa menembus 23.199 dollar AS.

Karena itu, Rio menegaskan Indonesia membutuhkan sebuah lembaga untuk memperbaiki iklim investasi di Tanah Air sehingga pemerintah membentuk Indonesia Investment Authority (INA).

Baca Juga: