Sepanjang 2023, sebanyak delapan gunung api aktif mengalami erupsi 66.197 kali. Dampak erupsi paling parah yakni Gunung Marapi di Sumatera Barat yang menewaskan 24 pendaki

Sepanjang 2023, sebanyak delapan gunung api aktif mengalami erupsi 66.197 kali. Dampak erupsi paling parah yakni Gunung Marapi di Sumatera Barat yang menewaskan 24 pendaki

JAKARTA - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat ada delapan gunung api yang aktif mengalami erupsi sebanyak 66.197 kali sepanjang tahun 2023.

"Delapan gunung api itu adalah Semeru, Marapi, Anak Krakatau, Dempo, Dukono, Ibu, Ili Lewotolok, dan Lewotobi Laki-laki," kata Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (15/1).

Berdasarkan data Badan Geologi, total erupsi yang terjadi pada delapan gunung api tersebut sebanyak 66.197 kali erupsi.

Gunung api dengan erupsi terbanyak adalah Gunung Semeru mencapai 29.131 kali erupsi, Gunung Ibu 21.100 kali erupsi, Gunung Ili Lewotolok 11.500 kali erupsi, dan Gunung Dukono sebanyak 3.324 kali erupsi.

Selanjutnya, Gunung Anak Krakatau tercatat mengalami erupsi sebanyak 696 kali, Gunung Marapi 436 kali erupsi, Gunung Dempo dan Gunung Lewotobi Laki-laki yang masing-masing mengalami lima kali erupsi.

Menteri Arifin mengungkapkan, dampak erupsi paling parah yang terjadi sepanjang tahun 2023 berada di Gunung Marapi yang berlokasi di Sumatera Barat.

Letusan yang terjadi pada 3 Desember 2023 lalu itu berdampak terhadap 75 pendaki dengan rincian 40 pendaki selamat dievakuasi, 11 pendaki mengalami luka-luka, dan 24 pendaki meninggal dunia.

Saat ini Badan Geologi melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sedang berupaya untuk mengoptimalkan dan melakukan modernisasi seluruh sistem pemindahan bencana geologi, termasuk peralatan untuk pengamatan erupsi gunung api.

Erupsi dan Lahar

Sementara itu, Tim SAR Gabungan yang terdiri dari unsur Basarnas, Polri, dan TNI mengevakuasi 528 jiwa warga Desa Nurabelen, Kecamatan Ile Bura yang terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Evakuasi itu dilakukan setelah pendekatan yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Flores Timur dan aparat keamanan terhadap masyarakat. "Melihat perkembangan informasi perihal meningkatnya erupsi dan lahar yang mengalir bisa menerjang pemukiman maka kami ajak masyarakat yang belum evakuasi untuk dievakuasi ke Konga," kata Penjabat Bupati Flores Timur, Doris Rihi di Desa Riang Rita, Kecamatan Ile Bura, Senin.

Sebagian besar warga dievakuasi ke posko pengungsian di Desa Konga, Kecamatan Titehena untuk menghindari hambatan akses logistik. Ant/S-2

Baca Juga: