JAKARTA - JAKARTA - Defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) hingga Juni 2020 mencapai 257,8 triliun rupiah atau 1,57 persen persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Hal itu disebabkan tertekanya pendapatan negara akibat pandemi Covid-19 dan dorongan belanja yang terus digencarkan pemerintah.

"Itu sejalan dengan turunnya pendapatan akibat perlambatan ekonomi, sedangkan kinerja tetap dapat tumbuh positif dalam rangka mendukung penanganan Covid-19," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam rapat bersama Banggar DPR RI, Jakarta, Kamis (9/7).

Menkeu menyatakan defisit tersebut sekitar 24,8 persen terhadap pagu APBN dalam Perpres 72/2020 yang ditetapkan sebesar 1.039,2 triliun rupiah atau 6,34 persen terhadap PDB.

"Ini lebih dalam dari defisit tahun lalu yang yaitu 0,85 persen dari PDB," katanya.

Sri Mulyani menuturkan pagu defisit untuk tahun ini telah direvisi tiga kali yaitu pertama dalam APBN 2020 sebesar 1,76 persen, kemudian sesuai Perpres 54/2020 sebesar 5,07 persen, dan Perpres 72/2020 sebesar 6,34 persen.

Sementara itu, dia mengatakan realisasi pendapatan negara untuk semester I tahun ini mencapai Rp811,2 triliun atau 47,7 persen dari target perubahan APBN dalam Perpres 72/2020 yaitu 1.699,9 triliun rupiah.

Pendapatan tersebut turun 9,8 persen (yoy) dibandingkan periode sama 2019 yaitu sebesar 899,6 triliun rupiah yang tumbuh 7,9 persen dari semester I 2018.

Pajak Turun


Pendapatan negara turun karena penerimaan perpajakan terkontraksi hingga 9,4 persen (yoy) pada semester I yaitu hanya 624,9 triliun rupiah atau 44,5 persen dari target perubahan APBN dalam Perpres 72/2020 sebesar 1.404,5 triliun rupiah.

Realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang juga berkontribusi dalam pendapatan negara turut mengalami kontraksi hingga 11,8 persen (yoy) yaitu 184,5 triliun rupiah atau 62,7 persen dari target dalam Perpres 72/2020 sebesar 294,1 triliun rupiah.

Sri Mulyani melanjutkan, untuk realisasi belanja negara hingga semester I 2020 tumbuh 3,3 persen (yoy) yaitu sebesar 1.068,9 triliun rupiah dari 1.304,7 triliun rupiah pada periode sama tahun lalu.

Realisasi 1.068,9 triliun rupiah tersebut merupakan 39 persen dari target perubahan APBN dalam Perpres 72/2020 yaitu 2.739,2 triliun rupiah.
Realisasi belanja negara tumbuh karena belanja pemerintah pusat naik 6 persen (yoy) yaitu 668,5 triliun rupiah yang telah mencapai 33,8 persen dari target perubahan APBN dalam Perpres 72/2020 sebesar 1.975,2 triliun rupiah.

uyo/E-10

Baca Juga: