BOGOR - Kasus demam berdarah dengue (DBD) Kota Bogor meningkat. Ini perlu kewaspadaan tinggi dari masyarakat. Pernyataan ini disampaikan Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Bogor, Erna Nuraena, Selasa (17/5).

Data Dinas Kesehatan Kota Bogor menunjukkan, jumlah pasien DBD justru sedikit di awal tahun 2021, hanya 13 pasien pada bulan Januari, dan tujuh Februari. Pada tahun itu, kebijakan mobilitas masyarakat masih cukup ketat. Rakyat diimbau lebih banyak beraktivitas di dalam rumah untuk menghindari lonjakan kasus Covid-19. Satgas Covid-19 Kota Bogor begitu gencar menjaring masyarakat pelanggar protokol kesehatan, mobilitas, dan giat vaksinasi dengan cara jemput bola.

Akan tetapi, pada akhir tahun 2021 hingga pertengahan tahun 2022, jumlah kasus DBD kembali meningkat seperti dua tahun sebelumnya. Bulan Desember 2021, Dinas Kesehatan Kota Bogor mencatat sebanyak 101 pasien DBD sehingga grafik pun kembali meningkat.

Selanjutnya, selama Januari-April 2022 terdapat 511 orang diserang penyakit DBD. Pada Bulan Januari di musim hujan kasus pasien DBD mencapai 129 orang. Kemudian turun pada Bulan Februari menjadi 75 orang. Lalu, melonjak 100 persen menjadi 155 orang pada bulan Maret dan mulai turun pada April menjadi 152 orang.

"Kota Bogor yang memiliki curah hujan lebih tinggi dari daerah lain, menuntut masyarakatnya juga lebih peduli terhadap pemberantasan genanganair di tempat yang jarang dibersihkan untuk mencegah DBD," kata Erna.

"Untuk pencegahan DBD, menjaga kebersihan lingkungan rumah masing-masing dengan pemberantasan sarang nyamuk. Jika ada gejala segera ke fasilitas kesehatan," tandasnya.

Dia mengevaluasi bahwa puncak kasus demam berdarah dengue (DBD) bergeser dari dua tahun sebelumnya, 2019-2020 mencapai angka tertinggi pada awal tahun, Januari-Februari. Kini puncaknya bergeser menjadi akhir tahun pada 2021.

Erna memberi tiga data pembanding dari tahun 2019, 2020 dan 2021 yang menunjukkan grafik tertinggi berada di bulan Desember pada tahun 2021. "Penyebabnya mengapa tinggi di bulan itu, pasti karena banyak genangan akibat curah hujan tinggi tidak dibersihkan," katanya.

Menurut Erna, untuk mengurangi jumlah kasus penderita DBD hanya dengan pencegahan oleh masyarakat dengan kebersihan lingkungan. Dari data Dinas Kesehatan Kota Bogor, pada tahun 2019 bulan Januari terdapat 152 pasien DBD. Bulan Februari sejumlah 157 pasien. Kemudian terus menurun hingga bulan Desember.

Pada tahun 2020 saat isu Pandemi Covid-19 mulai jadi kewaspadaan semua Negara. Jumlah pasien BDB pun menurun drastis hanya 48 pasien pada bulan Januari dan 64 Februari.

Baca Juga: