Jakarta - Ekonom Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), Aloysius Gunadi Brata mengatakan berbagai lembaga, termasuk luar negeri masih meyakini bahwa prospek ekonomi Indonesia masih cukup baik, bahkan sampai 2023 mendatang.

Daya tahan (resiliensi) ekonomi Indonesia benar-benar akan diuji, apakah dapat bertahan dan berlanjut di tengah gejolak ekonomi global yang bahkan mengarah ke resesi. Resilien berarti tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga menjadi lebih baik.

"Dalam hal ini harus diperhatikan masih seberapa lama momentum pemulihan ekonomi dapat berlanjut. Masa kritis tampaknya di kuartal IV 2022 dan kuartal pertama 2023. Oleh sebab itu, kebijakan fiskal dan moneter perlu hati-hati dan terkoordinasi baik, dan lebih menekankan antisipasi kemungkinan terburuk," katanya saat dihubungi Koran Jakarta, Kamis (29/9).

Sebelumnya Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan momentum pemulihan Indonesia yang masih sangat kuat akan memberi daya tahan terhadap ekonomi secara lebih baik, sehingga mampu tercipta lapangan kerja baru dan menurunkan angka kemiskinan.

"Saat kita momentum pemulihannya masih kuat ini memberikan daya tahan yang cukup baik, tidak hanya sekadar pertumbuhan ekonomi levelnya, tapi juga menciptakan lapangan kerja baru," kata Menkeu Sri Mulyani.

Menurut Aloysius, langkah-langkah antisipasi yang telah dilakukan pemerintah termasuk menghitung dan mempersiapkan secara cermat bantalan shock yang sebagian besar dibiayai dengan APBN. "Langkah lain tentu saja pemerintah sendiri perlu menekan pengeluaran-pengeluaran yang tidak perlu," katanya.

Secara bersamaan, optimisme juga tidak boleh berlebihan karena sisa-sisa dampak krisis akibat pandemi masih banyak dialami di lapisan bawah masyarakat Indonesia.

"Kelompok bawah ini masih sangat rentan untuk kembali terkena dampak ketika ekonomi nasional terkena imbas negatif gejolak ekonomi global," jelas Aloysius.(YK)

Baca Juga: