JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) fokus mengembangkan industri alat kesehatan (alkes) dalam negeri agar semakin berdaya saing di kancah global. Apalagi, industri alat kesehatan menjadi salah satu sektor prioritas pengembangan sesuai dengan peta jalan Making Indonesia 4.0.

"Kami terus memacu produk alat kesehatan buatan industri dalam negeri bisa menjadi produk ekspor unggulan lndonesia. Sebab, produk alat kesehatan ini mempunyai potensi yang sangat besar untuk dipasarkan ke mencanegara, kata Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (Ilmate) Kemenperin, Taufiek Bawazier melalui keterangannya saat memberikan sambutan pada Pembukaan Paviliun Indonesia dalam Pameran Arab Health Tahun 2024 di Dubai, Uni Emirat Arab, Senin (29/1).

Dia mengemukakan, melalui keikutsertaan di ajang Arab Health 2024, industri alat kesehatan nasional punya peluang untuk memperluas pasar ekspornya ke sejumlah negara Uni Emirat Arab. Tahun ini, Kemenperin memfasilitasi 16 perusahaan alat kesehatan dalam negeri tampil pada event tingkat internasional tersebut, yang berlangsung di Dubai World Trade Center pada 29 Januari-1 Februari 2024.

Di hadapan para delegasi dan peserta Arab Health 2024, Taufiek mengungkapkan, saat ini kekuatan industri alat kesehatan dalam negeri telah didukung sebanyak 150 perusahaan yang tergabung dalam Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (ASPAKI). Industri-industri dalam negeri ini mampu memproduksi alat kesehatan yang berkualitas seperti ventilator (dengan TKDN mencapai 58 persen), hospital furniture (TKDN 68 persen), hingga medical apparel (TKDN 92 persen).

Inovasi Produk

Ke depan, Kemenperin mendorong industri alat kesehatan dalam negeri agar dapat menghasilkan produk berbasis teknologi tinggi seperti electromedic devices, implan orthopedic, dan perangkat radiologi. Guna mencapai sasaran tersebut, beberapa langkah yang perlu dijalankan, antara lain menjamin ketersediaan bahan baku, penguasaan teknologi dan inovasi, serta mengembangkan R&D alat kesehatan dengan harapan terciptanya ekosistem alat kesehatan berbasis riset.

Selanjutnya, sebagai upaya untuk meningkatkan daya saing dan teknologi industri alat kesehatan dalam negeri, Kemenperin berperan aktif mengembangkan Center of Excellence (CoE) Alat Kesehatan di Yogyakarta dengan mengkolaborasikan perguruan tinggi dan industri dalam R&D produk inovasi alat kesehatan.

Seperti diketahui, Arab Health merupakan pameran internasional tahunan produk kesehatan yang telah diselenggarakan selama 48 tahun di Dubai.

Pameran ini merupakan salah satu ajang menampilkan berbagai produk alat kesehatan terbesar di dunia, yang pada penyelenggaraan tahun 2023 dihadiri lebih dari 110.000 pengunjung yang berasal dari 180 negara. Selain itu, terdapat lebih dari 3.600 peserta konferensi dan forum bisnis.

Baca Juga: