Serang - Prevalensi stunting di Kabupaten Serang, Banten terhitung sejak tahun 2018 sampai 2024 mengalami penurunan setiap tahunnya berdasarkan data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat atau e-PPGBM Kabupaten Serang Tahun 2024.
Staf Ahli Bupati Bidang SDM dan Kesra Pemkab Serang Rachmat Setiadi di Serang, Rabu, mengatakan publikasi data stunting di Kabupaten Serang sangat penting, terlebih Kabupaten Serang mendapat ranking ketiga tingkat Provinsi Banten untuk peningkatan penurunan stunting.
"Alhamdulillah sangat bagus sekali dari angka 24,09 persen ke 3,35 persen sesuai urutan angka stunting menurut e-PPGBM dari tahun 2018-2024," ujarnya.
Rachmat mengatakan atas dorongan Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah yang sangat konsekuen untuk dapat menurunkan angka stunting di angka 14 persen.
"Sebetulnya dengan penurunan stunting kita bisa menyehatkan anak-anak bangsa, menyehatkan masyarakat terutama bayi dan anak-anak di Kabupaten Serang dan nanti hasil akhirnya adalah meningkatkan intelektualitas dan kecerdasan masyarakat di Kabupaten Serang," katanya.
Kepala Bidang Keluarga Berencana Dinas Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKBP3A) Kabupaten Serang Entin Suhartini mengatakan terkait kegiatan publikasi data stunting tahun 2023 sampai 2024 pihaknya terus mencari tentang data pengukuran dan penimbangan dari bulan Agustus sampai November 2024.
"Kita akan terus mencari data anak stunting dengan cara pengukuran dan penimbangan badan," ujarnya.
Di samping itu, DKBP3A juga mempunyai program Dahsat atau dapur sehat atasi stuning yang ada di setiap desa. Tugasnya mengelola makanan tambahan kepada sasaran baik bersumber dari dana desa maupun dari dinas kesehatan, BAAS atau Bapak Asuh Anak Stunting, serta dari CSR perusahaan, pribadi dan lainnya.
"Jadi itu beberapa upaya kita, ada juga tim pendamping fungsinya melakukan pendampingan terhadap calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui dan balita, untuk memastikan semuanya tidak terkena stunting," katanya.