Para ilmuwan baru saja selangkah lebih dekat untuk mewujudkan darah universal yang bisa diterima semua orang dengan berbagai tipe darah berbeda. Enzim yang dihasilkan oleh bakteri usus dapat menghilangkan rantai gula panjang pada darah tipe A dan B, sehingga meningkatkan kompatibilitas dengan tipe O.

Para ilmuwan baru saja selangkah lebih dekat untuk mewujudkan darah universal yang bisa diterima semua orang dengan berbagai tipe darah berbeda. Enzim yang dihasilkan oleh bakteri usus dapat menghilangkan rantai gula panjang pada darah tipe A dan B, sehingga meningkatkan kompatibilitas dengan tipe O.

Mendapatkan jenis transfusi darah yang salah dapat menyebabkan reaksi kekebalan yang fatal. Hal ini karena sistem kekebalan tubuh akan mengenali dan melancarkan serangan terhadap molekul gula asing atau antigen yang menonjol dari sel darah merah.

Antigen A pada golongan darah A tidak bercampur dengan antigen B pada golongan darah B. Tipe O, darah donor universal, tidak memiliki antigen ini, sehingga dapat ditransfusikan ke orang dengan golongan darah apapun.

Sementara itu golongan darah O negatif sering disebut golongan darah universal karena semua golongan darah dapat menerimanya. Hal ini menjadikannya sangat penting dalam keadaan darurat atau ketika golongan darah pasien tidak diketahui.

Namun darah O kadang tidak tersedia dengan jumlah yang cukup baik klinik atau rumah sakit. Jadi menemukan cara agar orang-orang dengan jenis darah apapun dapat mendonorkan darahnya kepada orang lain cukup penting.

Untuk mengatasinya peneliti menggunakan bakteri usus dengan tujuan menciptakan darah universal yang bisa ditransfusikan kepada semua orang dengan golongan darah berbeda. Dengan darah baru ini semua golongan darah dapat mendonorkan darahnya ke golongan darah lain. Meski diakui masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan sebelum metode ini dapat diterapkan di klinik.

Dalam studi baru yang diterbitkan pada 29 April di jurnal Nature Microbiology, para peneliti mengidentifikasi rangkaian panjang molekul gula. Materi ini ditenggarai dapat membuat donor darah dari satu golongan darah, seperti A, tidak cocok dengan penerima yang memiliki tipe darah lain.

Untuk mengatasinya peneliti menggunakan campuran enzim bakteri usus untuk menghilangkan ekstensi gula panjang dari sel darah merah. Enzim ini biasanya melakukan metabolisme lendir dan kemudian mengaplikasikannya ke sel darah merah.

"Daripada melakukan pekerjaan itu sendiri dan mensintesis enzim buatan, kami malah mengajukan pertanyaan: Apa yang tampak seperti permukaan sel darah merah?" kata Dr Martin Olsson, seorang profesor hematologi dan kedokteran transfusi di Universitas Lund di Swedia

"Lendir di usus kita juga demikian. Jadi, kami hanya meminjam enzim dari bakteri yang biasanya melakukan metabolisme lendir dan kemudian mengaplikasikannya ke sel (darah) merah. Kalau dipikir-pikir, itu cukup indah," imbuh dia kepada Live Science.

Selama beberapa dekade, para ilmuwan telah mencoba menggunakan enzim untuk memotong antigen pada golongan darah A dan B. Dimulai dengan penggunaan enzim dari biji kopi yang tidak disangrai untuk mengubah darah tipe B menjadi tipe O pada era '80-an, para ilmuwan telah menemukan enzim yang lebih cepat dan lebih baik yang bekerja pada darah tipe A dan B.

Setelah sel darah merah dibersihkan dari antigen yang diketahui, baik darah tipe A maupun tipe B, secara molekuler terlihat seperti darah tipe O. Namun ketika darah yang diolah ini dicampur dengan plasma darah golongan O, yaitu bagian darah yang encer, plasma darah tersebut akan bereaksi positif dengan plasma darah tersebut, menandakan ketidakcocokan.

"Tidak ada A atau B yang tersisa. Bagaimana bisa keduanya tidak kompatibel padahal menurut semua buku seharusnya kompatibel?" kata Olsson.

Ternyata para ilmuwan hanya perlu melihat lebih dekat. Ketika mereka melakukannya, mereka menemukan bahwa tipe A dan B yang tidak mengandung antigen terkenal ini masih menyimpan rantai panjang molekul gula yang disebut ekstensi. Hal ini tampaknya yang menyebabkan ketidakcocokan.

Revisi Enzim

Dalam studi baru, Olsson dan rekannya menunjukkan bahwa menghilangkan antigen dan ekstensi dari golongan darah A dan B membuatnya lebih kompatibel dengan golongan darah O. Kelompok tersebut menggunakan campuran enzim dari Akkermansia muciniphila, sejenis bakteri di usus manusia yang memecah rantai gula panjang di lendir yang melapisi usus.

Ketika para ilmuwan menghilangkan antigen asli dalam darah tipe B dan mengujinya di laboratorium dengan plasma tipe O, sekitar 80 persen plasma donor B kompatibel dengan plasma tipe O. Angka ini meningkat menjadi sekitar 91 persen hingga 96 persen setelah ekstensi juga dihapus, yang menunjukkan bahwa rantai panjang molekul gula tersebut mungkin berkontribusi terhadap ketidakcocokan awal.

Hasilnya tidak begitu jelas pada golongan darah A, hanya 20 persen donor yang pada awalnya tidak menimbulkan reaksi. Itu meningkat menjadi sekitar 50 persen setelah ekstensi dihapus.

"Tipe A tampaknya lebih rumit secara biokimia dibandingkan tipe B," kata Dr Steven Spitalnik, salah satu Direktur Laboratorium Biologi Transfusi di Universitas Columbia. Oleh karenanya, ungkap dia, para ilmuwan perlu merevisi campuran enzim mereka untuk melakukan pekerjaan yang lebih bersih.

Meskipun masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan sebelum metode ini cukup aman untuk digunakan dalam transfusi darah sungguhan. Ini sebuah langkah penting pertama untuk melangkah ke tahap selanjutnya.

"Perburuan enzim ajaib atau campuran enzim ajaib telah dilakukan, dan ini sudah sangat dekat," kata Spitalnik, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, kepada Live Science. "Sekarang kita harus membuktikan bahwa ini aman, agar sel darah merah bertahan dalam sirkulasi secara normal," imbuh dia. hay/I-1

Baca Juga: