Suatu saat ada WhatsApp (WA) saut-menyaut tiga pihak. Orang pertama pamer, "Saya baru selesai berdoa." Lainnya menulis, "Doakan saya." Orang ketiga sent, "Lebih baik berdoa, didoakan, atau mendoakan?" Tak ada yang menjawab dari pertanyaan tersebut. Namun, di luar WA tersebut ada yang menjawab. Namanya Monika, warga Pontianak, Kalimantan Barat. Seluruh hidup ibu lima anak ini total untuk mendoakan orang lain. "Saya sudah sepenuhnya menyerahkan diri kepada Tuhan untuk mendoakan orang lain," kata Monika, di Pontianak, baru-baru ini. Uniknya, Monika yang Katolik ini berdoa untuk semua orang dari agama apa pun dan suku mana pun.

"Saya tidak memandang latar belakang orang yang saya doakan. Semua saya doakan, mau Islam, Kristen, Katolik, atau lainnya. Yang membutuhkan doa, saya doakan. Saya siap setiap saat untuk mendoakan mereka yang memerlukan," tegas wanita asal Tanimbar, Maluku tersebut. Yang didoakan pun beraneka permintaan dari penderita kanker sampai orang gila. Dia berdoa memang menggunakan "doa pencerahan" untuk mendoakan orang. Banyak penderita sembuh berkat doanya, termasuk penderita kanker payudara dan orang gila tersebut. Dengan profesi penuh sebagai pendoa, apakah dia mencari-cari orang yang butuh didoakan? Monika tidak pernah mencari, tetapi kalau ada yang menelepon atau datang minta didoakan, dia lakukan. Setiap hari ada saja yang datang, menelepon, atau melalui teman untuk didoakan.

"Saya harus selalu siap untuk berdoa, kapan pun dan di mana saja," tutur dia. Memang di mana pun, dia banyak ditelepon seperti terjadi di Rumah Sakit Bhakti Karitas Pontianak saat tengah membesuk pasien, tiba-tiab telepon genggamnya bunyi. Ternyata ada seorang ibu minta agar Monika mendoakan anaknya yang tengah rewel dan marahmarah terus. Tidak berapa lama, dia lalu menjauh, menyendiri dan mulai berdoa lewat telepon genggam. Beberapa saat kemudian, diperoleh kabar, anak tadi sudah tenang, tidak marahmarah lagi. Doa yang dikerjakan Monika memang bisa jarak jauh menggunakan telepon. Maka yang minta didoakan tidak hanya dari Pontianak, tetapi juga dari daerah lain seperti Surabaya. Bahkan, pernah ada permintaan doa dari Hong Kong. Doa pencerahan sebagai "senjata" utama doa sesungguhnya oleh orang Katolik disebut "Doa Bapa Kami." Namun dari agama apa pun yang dia doakan, banyak disembuhkan. Dari mana Monika makan karena sudah full timer sebagai pendoa? Apakah setiap orang yang didoakan harus membayar?

"Tidak ada bayar membayar dalam doa. Saya memperolehnya secara gratis dan saya bagikan dengan gratis juga," tegas dia. Untuk hidup sehari-hari dia menggantungkan pada suami karena Monika telah meninggalkan pekerjaan untuk fokus sebagai pendoa. Dia pernah tenggelam dalam sumur sedalam tiga meter pada waktu kecil. Dari sini, dia merasa memperoleh berkah menjadi pendoa ini. Sebab dari dasar sumur, seakan dia terus terdorong ke atas. Tanah dasar sumur seolah beberapa kali mengangkat tubuhnya sampai akhirnya tiba di bibir sumur. Setiap kali terangkat, dia hanya berdoa, "Tuhan," sambil memandang ke atas. Doanya hanya berucap "Tuhan" itu dari dalam sumur. Bahkan, itu pun hanya diucapkan dalam hati karena mulutnya penuh air.

"Saya merasa ada yang luar biasa karena mampu bertahan sekitar sepuluh menit di dalam sumur," katanya. Kebiasaan doa diperoleh dari tradisi dalam keluarga. Ayah ibunya senantiasa mengajaknya berdoa bersama di dalam keluarga. Itulah penyerahan hidupnya. Di dalam negara yang beraneka ragam agama dan suku, dia tidak boleh memilihmilih.

"Semua saya doakan karena semua membutuhkan doa. Tidak ada orang, apa pun agamanya, yang tidak membutuhkan doa. Itulah sebabnya, saya ambil jalan selaku pendoa ini sebagai bagian dari berkat yang telah saya peroleh. Sekali lagi saya ulangi, saya mendapat gratis, saya berikan secara cuma-cuma juga," jelas wanita yang pernah tinggal di Surabaya ini. Rasanya jalan yang ditempuh Monika ini baik adanya. Bahkan, negeri ini masih membutuhkan banyak Monika lagi agar semakin banyak orang berdoa untuk orang lain. Sebab biasanya, orang hanya berdoa untuk diri sendiri. Kalau bisa saling berbagi dalam doa, mengapa hanya berdoa untuk diri sendiri. Marilah berdoa untuk kebaikan orang lain. wid/N-3

Baca Juga: