Danrem Brigjen TNI J.O. Sembiring bangga terhadap pilot-pilot Papua yang turut membantu operasi pemulangan masyarakat di Kiwirok, Pegunungan Bintang, Papua.

JAKARTA - Komandan Korem 172/Praja Wira Yakthi Brigjen TNI J.O. Sembiring mengungkapkan rasa bangganya kepada pilot-pilot Papua yang turut membantu operasi pemulanganmasyarakat di Kiwirok, Pegunungan Bintang, Papua.

Hal tersebut disampaikan Danrem saat mendampingi Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Muhammad Saleh Mustafa, Minggu (8/1) saat menyerahkan Piagam Penghargaan kepada Maskapai Ikairos atas jasa dan partisipasinya membantu TNI-Polri dan Pemerintah Daerah Kabupaten Pegunungan Bintang dalam rangkaian pemulangan masyarakat Kiwirok ke kampung halamannya.

"Saya bangga dengan Maskapai Ikairos dan juga pilot-pilotnya karena mereka saja yang berani melaksanakan misi kemanusiaan ini, untuk membawa logistik, membawa masyarakat, serta membantu mobilisasi kebutuhan masyarakat ke Kiwirok," ujar Danrem dalam keterangan tertulisnya, Senin (9/1).

Sebelumnya, kata Danrem, pihaknya sudah menghubungi sejumlah maskapai penerbangan di Jayapura, namun banyak diantaranya yang menolak dengan berbagai alasan dan prosedural yang berlaku. "Jadi setelah kita mencari penerbangan yang bersedia, Maskapai Ikairos inilah yang menyanggupi tugas bersama TNI-Polri untuk mengembalikan masyarakat Kiwirok, oleh karena itu hari ini bapak Pangdam menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada pilot, co-pilot, dan maskapai yang telah membantu percepatan pemulihan kondisi masyarakat disana," ungkap Danrem.

Pada kesempatan ini, Manager Maskapai Ikairos Papua Air Service Nigat Kogoya menjelaskan alasan menerima tawaran melayani penerbangan di wilayah yang masih berkonflik. "Saya merasa Papua ini tanah saya, kemudian kebetulan juga saya punya aviasi penerbangan dan kebetulan mereka ini pilot-pilot saya, dan adik saya pilot Nelson Urpon dari Pegunungan Bintang sehingga saya meminta dia untuk melayani permintaan Bapak Bupati memulangkan masyarakat agar bisa kembali ke tempat mereka," ungkapnya.

Ia mengakui butuh waktu lebih dari seminggu untuk melaksanakan tugas kemanusiaan bersama TNI-Polri ini. "Kami bersyukur bahwa kami anak-anak Papua sudah siap melakukan apa saja, kami sudah bisa terbang, kami juga bisa menjadi pelaku ekonomi, dan apa saja hari ini, kita anak-anak Papua juga sudah bisa melayani orang tua dan masyarakat Papua di daerah-daerah yang masih sulit dijangkau," ujarnya.

Kogoya menyebutkan, saat ini maskapainya memiliki 8 armada, tapi untuk sementara yang aktif baru 3 armada, karena terkendala AOC (Air Operator Certificate) sehingga harus menumpang di maskapai lain.

Di sisi lain, Capt. Pilot Nelson Urpon mengaku tidak mengalami kendala selama menjalankan misi kemanusiaan ini.

Baca Juga: