Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengumumkan 13 kawasan pariwisata alam akan segera dibuka di tengah pandemi Covid-19.

Doni Monardo menegaskan kawasan pariwisata alam tersebut akan dibuka secara bertahap.
"Saya akan umumkan kawasan-kawasan pariwisata alam yang direncanakan akan dibuka secara bertahap untuk memulai aktivitas berbasis ekosistem dan konservasi dengan tingkat risiko covid-19 yang paling ringan," kata Doni dalam konferensi persnya di Graha BNPB, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Salah satu objek wisata yang juga akan dibuka secara bertahap adalah Danau Toba di Kabupaten Samosir. Objek wisata ini segera dibuka kembali, setelah ditutup sejak merebaknya pandemi Covid-19. Wisatawan lokal yang berasal dari Sumut ke Danau Toba dibuka pada Juli 2020. Selanjutnya, wisatawan dari luar provinsi akan diizinkan untuk menikmati objek wisata di kawasan Samosir. "Agustus sampai Oktober kami menerima wisatawan antarkota atau daerah lain," kata Bupati Samosir Rapidin Simbolon, dalam sebuah diskusi online, Rabu (17/6).

Sementara wisatawan mancanegara baru bisa berwisata ke Danau Toba kawasan Samosir paling cepat pada November 2020. "Untuk mancanegara barangkali sudah bisa masuk mulai dari November 2020 hingga Januari 2021," jelasnya. Kendati objek wisata Danau Toba di kawasan Samosir kembali dibuka, Pemkab setempat akan terus melakukan evaluasi untuk mencegah penyebaran Covid-19. Saat ini, Kabupaten Samosir merupakan satu-satunya wilayah zona hijau atau bebas virus corona di kawasan Danau Toba.

Pembukaan objek wisata ini dimulai dengan sosialisasi dan uji coba terhadap wisatawan lokal asal Sumut.
"Kemudian kita evaluasi terhadap uji coba pengunjung domestik dan mancanegara," ucap Rapidin.
"Sebelum membuka lokasi wisata menuju new normal ini, kita terlebih dahulu melakukan simulasi kehidupan baru, dengan mengikuti petunjuk pemerintah pusat tentang protokol kesehatan," ujar Bupati Simalungun, JR Saragih saat memantau simulasi di Kota Wisata Parapat. Bupati mengatakan, dalam menerapkan new normal itu, hotel, restoran maupun pusat perbelanjaan di sana, sudah dapat beroperasi kembali. Dengan beroperasinya semua itu, diharapkan dapat menghidupkan kembali perekonomian di tengah masyarakat, khususnya pariwisata.

"New normal ini mewajibkan setiap kantor, hotel maupun fasilitas umum untuk menyediakan alat cek kesehatan (suhu tubuh), tempat cuci tangan dilengkapi cairan sabun atau hand sanitizer, dan setiap masyarakat di sana maupun wisatawan yang berwisata, harus menggunakan masker," kata Bupati.
Menurutnya, Pemkab Simalungun tetap mengikuti petunjuk dari Pemerintah Pusat untuk memulai tahapan new normal. Oleh karena itu, pemerintah bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) terus melakukan koordinasi untuk membenahi kekurangan menuju kenormalan baru itu.

Danau Toba menjadi salah satu destinasi wisata favorit di Indonesia. Bukan hal yang mengejutkan karena daya tarik danau yang berada di provinsi Sumatera Utara tersebut memang luar biasa. Destinasi wisata di Danau Toba cukup beragam karena lanskap dan kreativitas warganya, yang menjadikan danau terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara tersebut sebagai salah satu must visit tourism spot di Sumatera Utara. Untuk bisa menikmati Danau Toba secara maksimal, tidak ada salahnya mencari tahu spot wisata baru dan kekinian di sekitar danau, yang terbentuk di sebuah kaldera dari gunung berapi super di Indonesia itu.

Gunung Pusuk Buhit
Ada gunung berapi di dalam gunung berapi super. Gunung Pusuk Buhit adalah fenomena alam ajaib tersebut. Berada di pulau Samosir, yang berada di kaldera gunung berapi super Toba, Gunung Pusuk Buhit menawarkan keindahan tersendiri. Dari tempat ini bisa melihat Toba dari ketinggian lebih dari 1,900 meter dari permukaan laut. Udaranya sejuk, panoramanya luar biasa.

Tempat ini terletak di bagian barat Danau Toba. Pusuk Buhit sebenarnya gunung berapi aktif. Gunung ini dikelilingi oleh beberapa desa seperti Sianjur Mula-Mula, Samosir, dan Pangururan. Saat ini, Pusuk Buhit menjadi tujuan liburan yang menarik di Sumatera Utara. Karena Pusuk Buhit terkenal dengan cerita urbannya. Menurut mitos Batak, Pusuk Buhit adalah tempat kelahiran Suku Batak atau asal mula Suku Batak.

Ada banyak aktivitas yang dapat dilakukan di Pusuk Buhit. Mengunjungi Tower Tele, merupakan tempat yang asik untuk menyaksikan pemandangan keindahan Danau Toba. Ada tempat menarik lainnya seperti Aek Sipitu Dae, Batu Hobon, dan masih banyak lagi.

Aktivitas yang paling popular di sini adalah trekking. Hampir semua pengunjung ingin menjelajah dan mencapai puncak gunung tersebut. Biasanya pengunjung perlu menghabiskan waktu sekitar 5 jam untuk mencapai puncak. Begitu sampai di puncak Pusuk Buhit, pengunjung bisa menikmati pemandangan alam seperti matahari terbenam dan matahari terbit dengan latar danau Toba.
Penduduk setempat percaya bahwa Pusuk Buhit adalah tempat kelahiran Raja Batak. Pengunjung bisa mendengar ceritanya dari penduduk desa. Syaratnya harus bisa berbicara secara lokal, kalau tidak bisa jangan khawatir ada pemandu lokal yang bisa jadi penerjemah.

Air Terjun Situmurun
Salah satu tempat terindah di Danau Toba adalah air terjun yang langsung tumpah ke danau, yaitu air terjun Situmurun, atau orang lokal menyebutnya air terjun Binangalom. Untuk bisa melihat langsung fenomena alam yang luar biasa ini, silahkan menggunakan kapal motor dari desa Gopgopan di Samosir. Setelah sampai ke lokasi, bisa menyaksikan keindahan air terjun dan bahkan berenang langsung di bawah cucurannya.

Tinggi air terjun mencapai 70 meter dengan 7 tingkatan. Air ini berjarak kurang lebih 70 kilometer dari Kota Balige. Berlokasi di Desa Situmurun, Kecamatan Lumban Jalu, Kabupaten Toba Samosir. Air Terjun Situmurun atau Binangalom masih asri.

Untuk kesini kalau dari Medan atau dari Bandara Internasional Silangit menuju Kota Parapat. Atau 4-5 Jam perjalanan dari Medan dan sekitar 2 jam dari Bandara Internasional Silangit. Setiba di Parapat ke Pelabuhan Tigaraja, dan pelabuhan Ajibata untuk menyewa kapal. Namun lebih baik jika sudah memesan kapal dari jauh-jauh hari agar lebih efektif dan terjadwal. Lama perjalanan untuk ke tempat ini sekitar 45 menit.

Akses menuju ke tempat ini hanyalah melalui jalur transportasi air. Kapal-kapal tersebut dapat mengangkut penumpang sekitar 50 sampai 100 orang

Desa Batak Kuno di Samosir, Huta Siallagan
Nikmati juga nuansa pedesaan lokal di sekitar Pulau Samosir. Sambil menikmati keindahan Danau Toba, tidak ada salahnya menyambangi desa Batak Kuno Huta Siallagan. Perkampungan ini terkenal dengan tradisi kanibal dan menyimpan sejarah Batu Persidangan. Nuansa desanya juga sedikit seram, tapi tetap asyik untuk dikunjungi.

Terletak di Desa Ambarita saat ini di Kecamatan Simanindo di Pulau Samosir, Provinsi Sumatera Utara, terdapat Huta Siallagan, sebuah desa kuno yang sangat memancarkan budaya unik dari kelompok etnis Batak, yang berada di tengah keindahan dramatis Danau Toba.

Dalam bahasa daerah, Huta berarti pemukiman atau desa, oleh karena itu, Huta Siallagan berarti Desa Siallagan. Sebuah Huta juga mengidentifikasi keluarga atau marga sebagai penghuninya, bahwa dalam hal ini adalah Marga Siallagan. Siallagan adalah keturunan dimana makam nenek moyang mereka masih dapat ditemukan di daerah tersebut.

Huta Siallagan mencakup area seluas 2.400 meter persegi dan dikelilingi oleh tembok batu setinggi 1,5 sampai 2 meter. Dibangun dari batu-batu terstruktur yang licin, dinding itu dulunya dilengkapi dengan benteng dan bambu yang tajam untuk melindungi desa dari binatang liar dan serangan dari suku lain.

Memasuki Huta Siallagan, akan terlihat sejumlah rumah tradisional, Bolon dan Sopo yang merupakan rumah tradisional kelompok etnis Batak di Sumatera Utara. Yang membuat Huta Siallagan istimewa adalah adanya dua set batu besar yang diukir di kursi yang mengelilingi sebuah meja batu.

Kumpulan artefak furnitur batu yang menakjubkan ini disebut Batu Parsidangan, yang berarti "Batu untuk Rapat dan Pengadilan". Terletak tepat di pusat Huta Siallagan di bawah Pohon Hariara, yang dianggap sebagai pohon kramat oleh orang Batak. Batu diyakini berusia lebih dari 200 tahun.

Ada dua set Batu Parsidangan tempat seseorang biasa melayani sebagai tempat pertemuan resmi, sementara yang lainnya bertugas sebagai tempat eksekusi. Set pertama Batu Parsidangan yang merupakan tempat resmi untuk pertemuan terdiri dari kursi batu tertata rapi yang khusus ditujukan untuk raja, ratu, tetua suku, pemimpin huta tetangga, undangan, dan datu atau pemimpin spiritual. Sedangkan Batu Parsidangan yang kedua memiliki susunan serupa namun dengan penambahan
meja batu panjang, tempat eksekusi berjalan. Ars

Baca Juga: