Kehamilan adalah periode yang sangat transformatif dalam kehidupan seorang wanita, yang ditandai dengan kegembiraan dan kecemasan. Sangat penting bagi ibu hamil untuk memprioritaskan kesehatan emosional mereka.
Penelitian telah menunjukkan bahwa stres yang dialami seorang ibu selama kehamilan berpotensi berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan janinnya.
Dr Sakshi Goel, Konsultan Senior, MBBS, MS Obstetri dan Ginekologi, Rumah Sakit Anak Pelangi Madhukar, Delhi, yang mengungkapkan bahwa stres selama kehamilan adalah salah satu penyebab paling umum di balik kelahiran prematur dan bahkan berat badan lahir rendah.
Ketika seorang wanita hamil mengalami stres, tubuhnya melepaskan hormon stres seperti kortisol dan adrenalin. Meskipun hormon-hormon ini dapat membantu dalam situasi tertentu, stres kronis selama kehamilan dapat menyebabkan kelebihan zat-zat ini melewati penghalang plasenta.
Kadar hormon stres yang tinggi di dalam rahim dapat mengganggu keseimbangan janin yang sedang berkembang, yang berpotensi memengaruhi perkembangan neurologis dan fisiologisnya.
Adapun dampak buruk stres pada ibu hamil bagi kesehatan bayi salah satunya pada perkembangan otak janin. Penelitian menunjukkan bahwa stres ibu dapat berdampak negatif pada perkembangan otak janin. Otak yang sedang berkembang sangat sensitif terhadap hormon stres, dan paparan kortisol tingkat tinggi dapat mempengaruhi struktur dan fungsi otak.
"Paparan hormon stres dalam waktu lama dapat menghambat pembentukan struktur dan koneksi otak yang penting, yang mengarah pada konsekuensi jangka panjang untuk fungsi kognitif, emosional, dan perilaku anak," kata Goel, dikutip dari Health Shots, Rabu (30/8).
Kemudian, salah satu efek paling signifikan dari stres ibu terhadap janin yang dikandungnya adalah berat badan lahir rendah. Menurut Goel, stres selama kehamilan adalah salah satu penyebab utama keterlambatan perkembangan, komplikasi saat lahir, dan masalah kesehatan di masa depan.
"Penelitian telah menunjukkan bahwa bayi yang lahir dengan berat badan lahir rendah memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit kronis, seperti diabetes tipe 2, hipertensi, dan penyakit kardiovaskular," ucapnnya.
Lebih lanjut, kata Goel, stres yang dialami seorang ibu selama kehamilan dapat berdampak pada janin dalam berbagai cara, termasuk secara mental dan emosional.
"Kesehatan emosional anak juga dapat dipengaruhi oleh stres ibu. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang lahir dari ibu yang stres mungkin lebih rentan terhadap kecemasan, depresi, dan masalah perilaku di kemudian hari," tuturnya.
Oleh karena itu, mengelola stres selama kehamilan sangat penting untuk mempromosikan lingkungan yang lebih sehat baik bagi ibu maupun janin.