BANGKOK - Kudeta militer Myanmar tahun lalu membawa kesulitan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada penduduknya, dan para perempuan paling menanggung bebannya.

Survei, yang dilakukan oleh Program Pembangunan PBB (UNDP) dan entitas PBB untuk kesetaraan gender, UN Women, didasarkan pada wawancara dengan 2.200 perempuan dari November hingga Desember tahun lalu.

"Pandemi dan ketidakamanan yang meningkat akibat kudeta militer telah berdampak buruk pada keuangan dan kesehatan perempuan," kata Kanni Wignaraja, direktur regional UNDP untuk Asia dan Pasifik, pada Selasa (8/3).

Survei PBB juga menunjukkan bagaimana kudeta dan pandemi mengancam kemajuan kesetaraan gender yang dibuat selama masa peralihan demokrasi Myanmar. Untuk membantu mengurangi regresi ini, laporan tersebut menyarankan agar kelompok pembangunan memberikan dukungan pendapatan langsung kepada perempuan, serta mendukung bisnis milik perempuan dan yang dipimpin oleh perempuan.SB/ST/I-1

Baca Juga: