SYDNEY - Perusahaan telekomunikasi terkemuka Australia, Telstra, Selasa (21/5), mengatakan pihaknya akan memangkas hingga 2.800 lapangan kerja, mengurangi sembilan persen tenaga kerjanya karena perusahaan itu mengimbangi "kemajuan pesat dalam teknologi".

Kepala eksekutif Vicki Brady mengatakan pemutusan hubungan kerja akan menghemat sekitar 230 juta dollar AS bagi perusahaan, sehingga mampu menghadapi "tekanan inflasi dan biaya yang berkelanjutan".

Perusahaan-perusahaan telekomunikasi di seluruh dunia sedang menghadapi perubahan industri yang seismik, bergulat dengan bangkitnya kecerdasan buatan karena layanan tradisional seperti telepon rumah sudah ketinggalan zaman.

"Industri kami dan dunia tempat kami beroperasi sedang berubah dengan cepat," kata Brady kepada wartawan.

"Kami memiliki pesaing baru dan berbeda. Kami memiliki kemajuan teknologi yang pesat. Kebutuhan pelanggan kami terus berkembang."

Awal tahun ini Telstra, yang mempekerjakan sekitar 30.000 staf, mengumumkan rencana untuk meningkatkan penggunaan alat AI dalam layanan pelanggan.

Telstra diperdagangkan di bursa saham Australia dan memiliki kapitalisasi pasar sebesar 41 miliar dolar Australia, setara 27 miliar dollar AS.

Baca Juga: