JAKARTA - Masyarakat diminta mengolah daging sapi dengan tepat dan benar sebelum dikonsumsi, guna menghindaripenyakit mulut dan kuku (PMK). Demikian Kepala Dinas KPKP DKI Jakarta Suharini Eliawati, di Jakarta, Kamis (12/5).

"Untuk ibu rumah tangga, para katering, sesungguhnya yang namanya daging, susu, dan turunannya itu tetap bisa dikonsumsi dengan perlakuan tertentu," kata Suharini. Dia mengingatkan jangan sampai daging sapi yang sebetulnya dalam kondisi sehat dan layak dikonsumsi menjadi turun kualitas karena penanganan yang kurang tepat.

Dia memberi contoh, setiap akan menyimpan dalam freezer pastikan secukupnya dengan kebutuhan. Jangan dua kilo, lima kilo dimasukkan ke freezer. Nanti dikeluarkan saat akan diambil sepotong, lalu dimasukkan kembali. "Itu akan menurunkan kualitas," ujar Suharini.

Hal sama juga berlaku bagi warga yang ingin mengonsumsi jeroan di tengah kekhawatiran PMK yang merebak. "Jeroan harus direbus. Isi rumennya harus diperlakukan sebaik-baiknya karena kalaupun tidak ada PMK akan mencemari lingkungan," ujarSuharini.

Tak hanya daging sapi, Suharini mengatakan susu yang dihasilkan dari sapi juga perlu diolah dengan cara dipanaskan. "Susu sebaiknya dipanaskan kurang lebih lima menit. Kalau dulu kita kenalnya dengan pasteurisasi, sekarang sampai mendidih dulu, baru didinginkan di kulkas atau dikonsumsi," tutur Suharini.

Sementara itu, menurut Suharini, petugas KPKP DKI Jakarta mengecek kesehatan sapi di Cakung, Jakarta Timur untuk mengantisipasi penyebaran PKM. "Sampai saat ini dan mudah-mudahan seterusnya, di lima wilayah yang kami turunkan petugas, tidak terindikasi gejala klinis mengarah ke PMK," katanya.

Baca Juga: