JAKARTA - Pemerintah mendorong daerah terus meningkatkan produksi kedelai untuk memenuhi kebutuhan dalam dan membantu mendorong substitusi impor komoditas tersebut. Karena itu, dibutuhkan dukungan dari semua pihak, baik daerah maupun pusat, terutama petani sendiri.

Salah satu daerah yang berhasil mendorong peningkatan produksi kedelai adalah Klaten, Jawa Tengah. Dari hasil panen terbaru produktivitasnya meningkat dari sebelumnya hanya 1,7 ton per hektare (ha) menjadi 3,4 ton per ha.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian (Kementan), Suwandi, menjelaskan di tengah krisis pangan dunia, beberapa negara sudah menyetop eskpor pangannya, termasuk komoditas kedelai. Untuk mengatasi hal itu, lanjutnya, tak ada cara lain selain harus mengembangkan komoditas kedelai dalam negeri guna pemenuhan kebutuhan domestik.

"Ini merupakan peluang bagi petani karena kedelai sekarang memiliki nilai jual yang bagus, jadi petani tak perlu lagi ragu untuk menanam kedelai " ucap Suwandi, di Jakarta, Minggu (21/8).

Sesuai arahan Presiden Joko Widodo dalam Rapat Terbatas pada 23 Mei 2022 ditekankan agar dikembangkan komoditas prioritas dengan menyediakan off taker dan direncanakan secara terintegrasi antarkementerian lembaga terkait serta sistim pembiayaan juga terintegrasi lintas kementerian lembaga dan tidak tergantung pada APBN, tetapi bisa melalui sumber pembiayan lain (KUR, BUMN, swasta, investor).

Skema pembiayaan budi daya perlu diintegrasikan bantuan dari Kementan, Dana Desa, Subsidi Pupuk, serta pinjaman KUR untuk memenuhi kebutuhan analisis usaha tani. Ke depan, pengajuan KUR agar dapat menjadi prasyarat untuk mendapatkan batuan saprodi dari pemerintah.

Lakukan Evaluasi

Dalam rangka mendukung ketersedian akses, dan konsumsi pangan berkualitas, Kementerian Pertanian (Kementan) mengadakan kegiatan pengelolaan produksi kedelai, melalui Gerakan Merdeka Panen Kedelai di Desa Burikan, Kecamatan Cawas, Klaten, Kamis (18/8).

Direktur Aneka Kacang dan Umbi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Yuris Tiyanto, mengatakan bahwa kita harus lakukan kegiatan extraordinary, terukur, nyata untuk peningkatan produksi subtitusi impor dan peningkatan ekspor serta digitalisasi sistem proses produksi sampai dengan pelaporan. Terapkan konsep "PAKSAIN" (Planing, Antusiasme, Knowledge, Skill, Action, Indonesia). Lakukan evaluasi peningkatan produksi di setiap daerah mengenai lokasi Gudang komoditas dan harga jual.

Baca Juga: