Lansia bisa mendatangi sentra vaksinasi, tidak perlu sesuai domisili KTP dan untuk kekurangan vaksin nanti disalurkan dari stok pusat.

JAKARTA - Banyak wilayah di Indonesia baik provinsi maupun kabupaten/kota belum mampu memenuhi cakupan vaksinasi Covid-19 bagi para lanjut usia (Lansia). Daerah-daerah tersebut cenderung lebih mengutamakan pelayan publik dibanding bagi Lansia.

"Banyak provinsi cakupan vaksinasinya kurang dari 10 persen. Masih ada 36 kabupaten kota belum memulai vaksinasi kepada Lansia," ujar Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi, dalam dialog bertema Tugas Mulia, Urus Lansia, di Jakarta, Selasa (6/4).

Nadia menyebut provinsi besar yang menjadi penyumbang kasus Covid-19 tertinggi justru cakupan vaksinasi kepada Lansia belum sesuai harapan. Beberapa daerah seperti Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah cakupannya masih sangat kecil dan harus ada akselerasi.

"Jawa Barat jumlah penduduk Lansia 4,4 juta dan 300 ribu Lansia yang sudah dapat vaksinasi. Jawa Tengah juga 3,1 juta lansia sekitar 300 ribu juga yang mendapat vaksinasi. Jadi harus ada terobosan," jelasnya.

Atasi Tantangan

Nadia mengakui para Lansia menghadapi banyak tantangan untuk mendapat vaksinasi Covid-19. Tantangan tersebut mulai dari keterbatasan fisik, finansial, proses pendaftaran, dan ketakutan atas maraknya hoaks.

Dia berharap semua pihak mulai dari keluarga hingga perangkat desa atau lingkungan di sekitar Lansia harus membantu lansia mendapat akses vaksinasi Covid-19. Pemerintah pusat memastikan para Lansia bisa mendapat vaksin di pos atau sentra vaksinasi terdekat.

"Kalau para Lansia dibantu perangkat desa untuk memudahkan dan mendapat vaksinasi dan tidak terlalu jauh. Semua Lansia bisa mendatangi pos atau sentra vaksinasi, tidak perlu sesuai domisili KTP, atau bawa surat keterangan domisili, dan untuk kekurangan vaksin nanti bisa disalurkan dari stok pusat," tandasnya.

Ketua Komite Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), Hindra Irawan Satari, meminta para Lansia jangan takut vaksinasi Covid-19. Bahkan, untuk para Lansia yang menderita komorbid bisa mengakses vaksinasi Covid-19 selama penyakit komorbid tersebut terkendali.

"Komorbid tidak terkendali tidak mungkin dilakukan vaksinasi. Tapi selama komorbid terkendali dengan berkonsultasi dengan dokter silakan vaksinasi Covid-19," ucapnya.

Hindra meminta masyarakat terutama para Lansia untuk tidak terhasut pemberitaan keliru atas vaksinasi Covid-19. Dia berharap banyak berita positif dari proses vaksinasi Covid-19 untuk Lansia sehingga bisa mengakselerasi cakupan vaksinasi Covid-19 di daerah.

"Dengan adanya berita positif, pejabat pemda ada yang belum akselerasi dan ragu bisa menggugah untuk mempercepat. Saya yakin para Lansia masih banyak yang bisa kita percepat," tandasnya.

Sebagai catatan, untuk bulan April hingga Mei, Lansia menjadi prioritas vaksinasi mengingat risiko terpapar dan kematian yang tinggi. Adanya prioritas ini juga mempertimbangkan terganggunya suplai vaksin Covid-19 untuk Indonesia. ruf/N-3

Baca Juga: