Pemerintah menargetkan penyambungan listrik gratis berdaya 450 volt ampere (VA) ke wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal.

Jakarta - Pemerintah tengah mengkaji penggunaan pembangkit listrik yang cocok untuk percepatan elektrifikasi di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T). Kajian dilakukan agar pembangkit yang digunakan untuk sambungan gratis berdaya 450 volt ampere (VA) biayanya lebih efisien.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Andy Noorsaman Sommeng, menyampaikan alasan utama pemerintah fokus pada wilayah terisolir adalah masih rendahnya konsumsi masyarakat atas penggunaan listrik.

"Yang diutamakan sekarang ialah daerah 3T, karena kemampuan daya beli masih rendah, mau tidak mau disediakan pemasangan listriknya. Implementasinya bisa dalam bentuk Lisdes (Listrik Desa) dari PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)," ungkap Andy, di Jakarta, akhir pekan lalu.

Penyediaan pemasangan listrik gratis 450 VA, jelas Andy, menjadi penting bagi masyarakat miskin dan rentan miskin karena biaya pemasangan listrik selama ini dibebankan kepada para pelanggan. Semakin tinggi daya listrik, semakin tinggi pula biaya pemasangan tersebut.

Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan subsidi tersebut juga akan diberikan bagi masyarakat di wilayah pulau Jawa yang tergolong masyarakat miskin dan rentan miskin yang belum terdapat dalam data terpadu yang mengajukan pemasangan listrik baru berdaya 450 VA ke PLN.

Terkait subsidi listrik bagi pelanggan daya 900 VA untuk rumah tangga menurut Andy, pencantuman dalam data terpadu tidak akan diubah, bahkan Pemerintah akan menambah jumlah pemberian subsidi listrik berdaya 900 VA apabila dimungkinkan.

"Tidak ada yang dikurangi subsidi listrik 900 VA. Justru malah kemungkinan naik ada karena ada pelanggan baru," tutup Andy.

Sebagai informasi, data terpadu adalah sistem elektronik yang memuat infomasi sosial, ekonomi dan demografi dari individu dengan status kesejahteraan terendah di Indonesia yang dikelola oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) dan Kementerian Sosial.

Distribusi LPG

Sementara itu PT Pertamina (Persero) pada 2 Juli mulai mendistribusikan lequidied petroleum gas (LPG) ukuran tiga kilogram (kg) untuk golongan mampu. Pertamina beralasan adanya tabung ukuran baru untuk golongan mampu untuk memudahkan masyarakat mendapatkan tabung LPG yang lebih ringan.

Selama ini, adapula masyarakat mampu yang mengonsumsi LPG 3 kg, padahal sebenarnya untuk golongan kurang mampu. Nantinya, perseroan akan mencantumkan tanda untuk membedakan LPG 3 kg untuk golongan mampu atau nonsubsidi.

Pelaksana tugas Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, mengatakan bahwa wilayah distribusinya nanti mengikuti tabung 12 kg. Hanya saja dirinya belum bisa memastikan harga yang akan dikenakam pada LPG tersebut, demikian juga dengan jumlah yang didistribusikan.

"Kami akan lihat stoknya dulu baru bisa dipastikan berapa yang dipasarkan," kata Nicke.

ers/E-9

Baca Juga: