YOGYAKARTA - Hadir dalam forum daring Menakar Kebijakan PPKM Darurat, Rabu (21/7) Ketua Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) Agus Samsudin mengaku ingin irit bicara.

Meski sebatas simbol, ungkapan tersebut dinyatakan Agus sebagai kekecewaan dan kritik terhadap sistem penanganan pandemi yang tidak jelas sekalipun di tahun kedua pandemi. Agus merasa berbagai usaha habis-habisan masyarakat sipil seperti Muhammadiyah membantu pemerintah terlihat sia-sia.

"Saya ingin memulai dengan warning dari MCCC sebelum lebaran. Waktu itu kami mengingatkan pada pemerintah untuk supaya orang nggak mudik dan seterusnya. Kemudian tanggal 1 kita juga kirim surat ke Presiden yang isinya tiga hal," kata Agus, dikutip dari rilis pers Muhammadiyah Kamis (22/7).

"Satu, PSBB 3 Minggu waktu itu kita mintanya. Kemudian, adanya jaminan kesehatan terutama alkes, obat-obatan, oksigen dan lain-lain yang parah itu. Kemudian penegakan hukum. Sebetulnya 3 hal itu yang kami minta dilakukan oleh Presiden. Dan ketika kita sudah lewat 2 minggu kemudian sekarang ada istilah PPKM dan seterusnya," tambah Agus.

"Sekarang pertanyaannya (PPKM) sudah berhasil apa belum ya? Saya sebetulnya ingin irit omong karena dua hal. Satu, supaya Muhammadiyah ini tidak riya gitu. Kalau kita itu sudah banyak melakukan usaha-usaha yang luar biasa. Tapi kelihatannya itu menjadi hilang karena tidak terakomodasi dengan sistem dan kemudian sistem juga kadang-kadang abai terhadap hal ini," keluh Agus.

Dalam sisi menakar ulang kebijakan, Muhammadiyah pun menurut Agus tidak sekadar memberikan kritik, tetapi aksi nyata yang tersistem dari pusat hingga daerah.

"Contoh sekarang kita sudah punya 3.000 tempat tidur untuk Covid ini di seluruh Indonesia. InsyaAllah besok ada pembukaan Rumah Sakit Darurat (Covid-19) di Universitas Muhammadiyah Purwokerto misalnya," tambah Agus.

"Yang agak signifikan mungkin saya bisa sampaikan vaksinasi yang sudah dilakukan oleh Muhammadiyah itu sudah lebih dari 100.000 orang misalnya. Tapi kita tidak pernah teriak-teriak dan sebagainya karena saya memang mencoba untuk tetapLow Profiledalam hal ini," kata Agus mengutip kerja keras Muhammadiyah dari soal pemulihan sosial hingga ekonomi.

"Saya mencoba irit soal itu. Tapi kita tetap memberikan masukan pemerintah apa yang harus dan seharusnya dilakukan begitu. Tidak sekadar ngomong tapi kita juga sudah bekerja dengan bukti apa yang sudah kita lakukan," jelasnya.

Meski kecewa, Agus tetap objektif untuk mengapresiasi kerja Pemerintah yang dirasa signifikan.

"Nah apa yang sudah disampaikan oleh Pak Presiden hari ini misalnya 55 triliun rupiah untuk menambah anggaran perlindungan sosial kemudian ada obat sebanyak 2 juta paket, kemudian banyak sekali yang sudah dilakukan kita apresiasi juga," pungkasnya.

Baca Juga: