NEW YORK - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Antonio Guterres, pada Selasa (4/8), memperingatkan bahwa dunia sedang menghadapi "bencana generasi" akibat penutupan sekolah di tengah pandemi virus Covid-19. Karena itu, kata Guterres, membawa kembali siswa bersekolah secara aman harus menjadi "prioritas utama" negara-negara.

Guterres menjelaskan pada pertengahan Juli terjadi penutupan sekolah di 160 negara sehingga berdampak pada lebih dari satu miliar siswa. Selain itu, sedikitnya 40 juta anak ketinggalan sekolah pendidikan dini.

Selain itu lebih dari 250 juta anak telah keluar sekolah sebelum pandemi dan hanya seperempat dari siswa sekolah menengah di negara berkembang lulus dengan keterampilan dasar.

"Kini kita menghadapi bencana generasi yang dapat menyebabkan potensi manusia jadi sia-sia, mengacaukan kemajuan puluhan tahun dan mempertajam ketidaksetaraan yang mengakar," kata Guterres saat meluncurkan kampanye "Selamatkan Masa Depan Kami" yang diusung oleh PBB, di New York.

Dia berharap, bila transmisi Covid-19 lokal terkendali, pemerintah setempat harus mengizinkan dan menjamin keamanan siswa kembali ke sekolah. "Ini dan lembaga harus menjadi prioritas utama. Konsultasi dengan orang tua, wali, guru, serta kaum muda menjadi hal mendasar," katanya.

Presiden AS, Donald Trump, pernah meminta agar sekolah kembali dibuka. Tetapi, perintah Trump itu mendapat penolakan dari sejumlah guru dan orang tua, apalagi saat itu Covid-19 masih melonjak di banyak wilayah negara tersebut.

"Rasa aman bagi siswa harus tetap menjadi perhatian utama bila hendak membuka sekolah," Guterres.

Virus korona, yang pertama kali muncul di Tiongkok tahun lalu, telah menginfeksi 4,6 juta orang di AS dan membunuh lebih dari 155.000 warga Amerika sejak Februari. Sedangkan secara global, virus korona telah menginfeksi 18,1 juta orang dengan lebih dari 689.000 kematian.

Berangkat ke Tiongkok

Sementara itu, Direktur Jenderal World Health Organization (WHO) atau Badan Kesehatan Dunia, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan pihaknya akan mengerahkan "tim internasional" ke Wuhan untuk melanjutkan penyelidikan tentang asal virus Covid-19 bersama Tiongkok.

Ghebreyesus mengatakan kerangka acuan penyelidikan telah disusun WHO dan Tiongkok terkait penyelidikan lebih lanjut itu.

"Tim pendahulu WHO yang akan melakukan perjalanan ke Tiongkok kini telah menyelesaikan misi mereka untuk meletakkan dasar bagi upaya bersama lebih lanjut untuk mengidentifikasi asal virus," kata Ghebreyesus dalam jumpa pers di Jenewa, Swiss.

WHO telah mengirim tim pertama ke Tiongkok sejak pertengahan Juli lalu untuk menyelidiki asal mula kemunculan virus korona yang telah menginfeksi lebih dari 18 juta orang di seluruh dunia. Virus itu pertama kali terdeteksi di Kota Wuhan, sekitar Desember 2019. Sejak itu, kasus korona menyebar ke negara lain di dunia. AFP/SB/P-4

Baca Juga: