JAKARTA - Climate Finance Leadership Initiative (CLFI) berencana mempercepat transisi energi untuk Indonesia. Selain Indonesia, CLFI juga bakal menyasar India.

Ketua CLFI, Michael R Bloomberg mengatakan, di masa mendatang CFLI akan berusaha merancang, meluncurkan, dan mengoordinasikan serangkaian country pilots, bekerja sama dengan lembaga keuangan swasta domestik dan internasional terkemuka.

"Uji coba pertama direncanakan untuk India dan Indonesia, dengan tujuan mereplikasi model ini di negara lain untuk tahun-tahun berikutnya," kata Michael melalui siaran persnya, Kamis (15/4).

Upaya ini akan mendorong mobilisasi modal untuk mempercepat transisi energi dan akan didasarkan pada pertimbangan kebijakan yang dikeluarkan hari ini untuk mendorong perubahan kebijakan di negara contoh.

Hari ini CLFI merilis laporan Unlocking Private Climate Finance in Emerging Markets: Private Sector Considerations for Policymakers dalam program kemitraan dengan Association of European Development Finance Institutions (EDFI), dan Global Infrastructure Facility (GIF).

Laporan yang menelusuri proses konsultasi publik selama dua bulan tersebut, menguraikan berbagai faktor kunci dalam menggiatkan kolaborasi publik-swasta yang diperlukan untuk menutup kesenjangan pendanaan proyek perubahan iklim di pasar negara berkembang.

Hal tersebut menyoroti kebijakan pemerintah di pasar negara berkembang dapat maju untuk menarik investasi terhadap proyek energi bersih, angkutan massal rendah karbon, sistem air dan limbah ramah iklim, bangunan hijau, dan penggunaan lahan berkelanjutan.

Investasi dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan melawan perubahan iklim juga memacu pertumbuhan ekonomi. Laporan ini menguraikan langkah-langkah yang dapat diambil oleh pasar negara berkembang, dengan dukungan dari bisnis dan komunitas internasional.

"Langkah-langkah ini diperlukan untuk menarik lebih banyak modal swasta untuk proyek hijau, menciptakan kemitraan publik-swasta baru, dan memastikan pemulihan yang kuat dari pandemi," kata dia.

Ketua Asosiasi Lembaga Keuangan Pembangunan Eropa, Bruno Wenn mengatakan, pertimbangan kebijakan seperti yang tersorot pada laporan penting ini dapat memainkan peran utama dalam mendorong pendanaan iklim pada sektor energi dan sektor utama lainnya terhadap transisi rendah karbon. Selain itu, kita dia, ada banyak lembaga yang berkontribusi memberikan konsultasi dan menawarkan masukan penting dalam dialog kami dengan pembuat kebijakan.

Kolaborasi antara investor swasta dan lembaga yang didukung publik, seperti DFI Eropa, dapat mendukung reformasi di pasar negara berkembang dan terdepan. Kami yakin bahwa model ini memiliki potensi besar untuk memobilisasi pendanaan proyek perubahan iklim di tempat yang paling membutuhkannya.

Di seluruh dunia, pasar negara berkembang sedang berusaha untuk bangkit dari pandemi Covid-19 dengan cara mempercepat investasi dalam proyek transisi rendah karbon dan membantu memenuhi kontribusi yang ditentukan secara nasional atau biasa disebut nationally determined contributions (NDCs) seperti yang diuraikan dalam Paris Agreement.

Dengan pembiayaan transisi energi yang mencapai 500 miliar dollar AS pada 2020, laporan baru ini memberikan pasar negara berkembang dengan opsi kebijakan potensial untuk menarik modal swasta.

Baca Juga: