SURABAYA - Sivitas akademika Program Studi Kedokteran Hewan Fakultas Ilmu Kesehatan, Kedokteran, dan Ilmu Alam (FIKKIA) Universitas Airlangga menggandeng Banyuwangi Sea Turtle Foundation (BSTF) menciptakan inovasi konservasi penyu berupa alat Save Ari-Ari dengan bentuk boks (Sari Box).
"Kasus retensi kuning telur(yolk retention)sering terjadi pada tukik yang menetas dalam sarang alami maupun semi alami," kata Dosen Kedokteran Hewan FIKKIAAditya Yudhanadalam keterangan di Surabaya, Rabu.
Ia mengatakan kuning telur yang tak terserap sempurna membuat kecacatan saat tukik berenang. Mereka tidak dapat dilepasliarkan secara alami karena ketahanan diri yang rendah.
Untuk itu Sari Box hadir sebagai terapi bagi tukik yang membutuhkan perawatan khusus, mempercepat proses absorbsi kuning telur dari luar ke dalam abdomen
KPS PPDH FIKKIA itu menuturkan waktu awal pengembangan ide berbarengan dengan Intan Box. Namun penyempurnaan prototipe alat terapiyolk retentionmemerlukan waktu cukup panjang.
Proses inisiasi dan pengembangan alat Sari Box berlangsung oleh tim Banyuwangi Sea Turtle Foundation. Sedangkan tim Kedokteran Hewan FIKKIA melaksanakan proses pengecekan dan menjalankan fungsi kerja berjalan optimal.
Sistem kerja Sari Box adalah memberikan pengaturan kelembapan melalui semburan butiran air laut menjadispray fog.
"Parameter kelembaban optimal Sari Box adalah di atas 90 persen dengan suhu ruang biasa," tuturnya.
Dalam masa mendatang kolaborasi FIKKIA Unair bersama BSTF adalah implementasi Intan Box dan Sari Box untuk komunitas pegiat konservasi penyu. Hal tersebut akan menjadi pengabdian masyarakat bersama menyelamatkan satwa laut terancam punah itu. Ant