Pantai Santolo di Kabupaten Garut memiliki fenomena unik yang disebut dengan cilauteureun yaitu fenomena air laut yang airnya kembali daratan. Fenomena yang ada dua di dunia itu menjadi hal menarik saat berkunjung di pantai ini.

Pantai Santolo di Kabupaten Garut memiliki fenomena unik yang disebut dengancilauteureunyaitu fenomena air laut yang airnya kembali daratan. Fenomena yang ada dua di dunia itu menjadi hal menarik saat berkunjung di pantai ini.

Pantai Santolo berada di Desa Mancagahar, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut. Lokasinya sekitar 5,4 kilometer arah kota kecamatan yang berhadapan dengan Samudra Hindia. Sementara jaraknya dari pusat Kota Garut mencapai 90,6 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 2 jam 56 menit.

Nama Cilauteureun adalah gabungan tiga kata, yaituci,laut, daneureun.Cidari katacaiartinya air, laut artinya laut atau lepas pantai, daneureunartinya berhenti. Jika digabungkan artinya menjadi air laut yang berhenti atau air laut yang tertahan.

Cilauteureun berkaitan erat dengan fenomena air laut yang turun menyerupai curug atau air terjun. Yang unik dan membedakan air yang turun menyerupai air terjun itu berasal dari laut menuju sebuah muara sungai di bawahnya.

Masyarakat Garut juga menyebut Cilauteureun juga disebutcai malikyang artinya air yang mengalir berubah arah ke arah sebaliknya. Jika air di muara umumnya mengalir ke laut, maka muara Sungai Cilauteureun yang berada di ujung timur Pulau Santolo berlaku sebaliknya. Air lautlah yang akan mengalir ke sungai.

Fenomena berupa air laut yang kembali ke ke sungai ini ada di Desa Mancagahar, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut ini memang tergolong sangat langka. Fenomena yang sama dapat hanya dapat dijumpai di sebuah pantai di Prancis.

Apakah fenomena Cilauteureun melanggar hukum alam? Tentu saja tidak. Hal ini bisa terjadi posisi geografis muara sungai Cilauteureun yang sejajar dengan bibir pantai. Karena terjadi abrasi batuan karang di lekukan sungai (meander), lama-kelamaan mengalami erosi oleh air laut yang menerjang. Karena karang yang semakin terkikis, membuatnya terbuka sehingga air laut dapat menerobos.

Ketika air laut pasang mengaliri batuan karang lalu terhubung dengan muara, maka sisa karang yang masih kuat membentuk pulau yang dinamakan Pulau Santolo.

Fenomena unik ini dapat dilihat dari atas jembatan yang menghubungkan Pulau Santolo dengan kawasan Pantai Sayang Heulang. Jembatan gantung ini sekaligus menghubungkan Pulau Santolo dengan kawasan Pantai Sayang Heulang di bagian timur.

Pulau Santolo yang cukup rimbun dengan pepohonan dilestarikan, kini keberadaannya telah menjadi Cagar Alam Santolo. Di dalam pulau terdapat mercusuar yang telah ada sejak zaman Belanda. Di ujung sebelah barat pulau, bisa dijumpai sisa pelabuhan peninggalan Belanda yang masih kokoh melawan terjangan ombak pantai selatan.

Untuk bisa menjumpai beberapa hal menarik di Pulau Santolo, dapat dilakukan dengan menyeberangi muara sungai. Jaraknya hanya sekitar 100 meter saja dari daratan pulau Jawa. Dari muara ini, tampak ratusan perahu nelayan yang bersandar.

Pantai Santolo di barat dan Pantai Sayang Heulang di sisi timur dipisahkan oleh tanjung. Di sisi timur Pantai Santolo dibatasi tembok milik Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan). Di sebuah tanah yang sangat luas, Lapan memiliki lembaga bernama Balai Produksi dan Pengujian Roket Pameungpeuk. Di sini terdapat instalasi untuk peluncuran uji coba roket yang diperuntukkan baik untuk tujuan riset ilmiah maupun ketahanan nasional.

Aktivitas Seru

Dalam sejarahnya, pemerintah kolonial Belanda pernah membuat sebuah pelabuhan laut di Pulau Santolo yang berada di ujung muara antara 1910-1913. Tujuannya untuk mengangkut komoditas dari Priangan Timur. Sisa bekas pelabuhan tua itu masih terlihat di ujung barat Pulau Santolo dan di dekatnya berdiri dengan gagah mercusuar.

Untuk bisa melihat sisa pelabuhan dan mercusuar dapat berkunjung ke Pulau Santolo dengan menggunakan perahu nelayan. Dengan permintaan khusus, wisatawan juga dapat menggunakan perahu yang disewa untuk berkunjung ke ujung timur Pulau Santolo.

Berdekatan dengan pelabuhan perahu nelayan di muara Sungai Cilauteureun, Pantai Santolo merupakan tempatnya yang tepat untuk menikmati hidangan laut. Ikan di sini masih sangat segar karena baru ditangkap langsung oleh nelayan.

Setelah puas bermain di pasir di Pantai Santolo atau mengunjungi Pulau Santolo dengan perahu, tiba saatnya untuk makan. Olahan dari bakar, cumi, udang, kepiting tersedia di pantai ini dengan lalapan atau sayur cah kanung atau lainnya tersedia di sini.

Jangan beranjak dulu, karena di sore hari saatnya melihat senja terbaik. Apalagi pantai ini di pantai selatan ini tegak lurus menghadap arah barat. Jika masih belum puas bisa dilanjutkan menikmati suasana malam hari, melihat bertaburnya bintang di galaksi Bima Sakti.

Jangan khawatir tidak ada penginapan selama berlibur di Pantai Santolo dan sekitarnya. Disini tersedia beberapa penginapan berstandar hotel kelas melati yang ramah di kantong. Tarifnya mulai dari 250.00o rupiah untuk kamar dengan fasilitas AC.

Di Pantai Santolo dengan tiket masuk 10.000 rupiah bisa melakukan aktivitas seru. Meski berada di pantai selatan yang dikenal dengan gelombang dan ombaknya yang tinggi di sini tersedia fasilitasbanana boatdengan tarif 25.000 per orang untuk satu kali perjalanan.

Sebagai pantai yang memiliki perkampungan nelayan dan muara sungai yang tenang di sini terdapat pula perahu nelayan untuk mencari ikan. Perahu-perahu ini juga disewakan kepada para wisatawan dengan tarif yang bisa ditawar sesuai kesepakatan. hay/I-1

Baca Juga: