Oleh Erni Damayanti
Ada sesuatu yang baru di Jakarta menjelang Natal tahun ini dan itu sangat bagus. Banyak pihak menilainya sebagai penghargaan keberagaman yang sebenarnya. Tak kurang Menteri Agama, Fachrul Razi, ikut memuji ide tersebut. Kegiatan tersebut, menurutnya, bagus sekali dan dia mendukung.
Menjelang Natal kali ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memang menghadirkan suasana Natal yang indah. Ada 11 titik yang menjadi tempat arena Christmas Carol. Christmas Carol diadakan di depan Grand Hyatt, terowongan Kendal, Taman Dukuh Atas, depan Sampoerna, depan FX Senayan, depan Mayapada, dan depan Panin.
Kemudian, di stasiun MRT Bundaran HI, stasiun MRT Istora, Stasiun MRT Blok M, dan Stasiun MRT Cipete Raya. Christmas Carol kira-kira kegiatan berupa penampilan sejumlah paduan suara. Mereka menyanyikan lagu-lagu Natal untuk menyemarakkan perayaan menjelang kelahiran Juruselamat tersebut.
Kegiatan itu mendapat sambuatan antusias luar biasa dari masyarakat. Mereka berkumpul menyaksikan dan mendengarkan alunan "suara malaikat".
Yang tampil dari sejumlah komunitas dan paduan suara mahasiswa seperti UKUiki, Bluenotes Band, Enjoyable Choir, Mission Youth for Christ Choir (UPH), dan PSM Unpar. Suara mereka sungguh bagus. Banyak warga yang tak beranjak hingga penampilan selesai. Mereka begitu menikmati lagu-lagu Natal yang dinyanyikan.
Tua muda, pria wanita, dan dari berbagai umat beragama berdiri, berfoto, dan mengabadikan performance paduan suara dari berbagai gereja tersebut. Ini sungguh mencerminkan toleransi manis.
Warga gereja perlu berterima kasih kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta karena ini merupakan acara pertama paduan suara Natal mengalunkan lagu-lagu di tempat umum.
Pemerintah DKI Jakarta menyatakan Christmas Carol sebagai bagian dari konsep perayaan Natal bergaya Eropa dengan tema Christmas in Jakarta yang telah digelar 18 hingga 20 Desember 2019 lalu. Paling tidak itu menurut Kepala Biro Pendidikan dan Mental Spiritual Provinsi DKI Jakarta, Hendra Hidayat.
Keadilan Lalu, apa tujuan dari kegiatan ini? Tentu saja menyambut Natal. Namun menurut Hendra Hidayat, Christmas Carol merupakan cara Pemprov DKI untuk menunjukkan "Jakarta Milik Semua".
Hal yang juga ditekankan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Pertunjukan Christmas Carol meniru kegiatan sama yang diadakan sejumlah negara maju yang menampilan pertunjukan musik bertema Natal di beberapa sudut kota. Masyarakat cukup terhibur dengan kegiatan ini. Para penumpang MRT banyak yang berhenti menyempatkan diri menonton.
Semoga tahun-tahun yang akan datang Christmas Carol tetap dilaksanakan. Dalam perayaaan Natal tahun ini, warga juga dapat menyaksikan pohon Natal di Thamrin 10 dan Lapangan Banteng pada 18-31 Desember 2019. Pohon Natal setinggi kurang lebih 10 meter dibuat dari bahan daur ulang botol dan kain perca.
DKI mengangkat nuansa Nusantara. Pembuatan pohon Natal dilakukan murid-murid SD Tarakanita yang ada di DKI Jakarta dan umat dari sejumlah paroki di Keuskupan Agung Jakarta. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan aktif memantau pertunjukan Christmas Carol di antaranya di trotoar Jalan Sudirman-MH Thamrin.
Bagi Anies, Christmas Carol adalah kebijakan untuk membangun keadilan. Terakhir dia memantau pertunjukan di Mal FX Sudirman. Christmas Carol menjadi terobosan Gubernur Anies Baswedan dalam membangun dan menjadikan Jakarta milik bersama. Langkah baik ini semoga terus dipertahankan dan dikembangkan pada tahun-tahun mendatang.
Langkah ini jelas sebuah terobosan persaudaraan umat beragama yang sangat berarti dan memperlihatkan kebersamaan warga. Semoga langkah Pemprov DKI Jakarta ini ditiru kota-kota lain untuk juga menyelenggarakan kegiatan serupa supaya dengan demikian keakraban antarwarga semakin terjalin.
Natal itu sendiri akan dirayakan gereja-gereja pada tanggal 24 Desember guna memperingati kelahiran Yesus, Juruselamat dunia. Dia datang memberi uluran tangan untuk menawarkan damai sejahtera bagi dunia. Ia datang untuk melayani, bukan dilayani. Kedatangan-Nya untuk memberitakan kabar suka cita kepada kaum papa.
Peristiwa 2000 tahun lebih lalu itu memang sudah lama, namun kelahiran Yesus hendaknya selalu dihadirkan setiap hati manusia. Dunia yang semakin ke sini tambah menjauh dari nilai-nilai kesedarnahaan, hendaknya Natal yang penuh kesederhanaan bisa menjadi inspirasi. Supaya dengan begitu, setiap orang kembali pada hidup yang sederhana.
Keluarga harus menjadi latihan hidup sederhana dan berkeadilan. Harapan Anies Baswedan untuk menghadirkan bentuk keadilan di Jakarta dengan menyelenggarakan Christmas Carol, sejalan dengan gerakan Keuskupan Agung Jakarta yang mengangkat tema "keadilan" juga untuk tahun 2020.
Keadilan dimulai dari keluarga. Salah satu cara agar terjadi keadilan, orang harus pernah merasa cukup. dengan merasa cukup, bisa terwujud keadilan. Sebab biasanya orang tidak pernah merasa cukup. Dengan kata lain, kalau tidak pernah merasa cukup, jangan berharap akan datang keadilan.
Adil memberikan hak kepada orang yang berhak, tanpa dikurangi. Korupsi adalah bentuk ketidakadilan dasariah. Sebab korupsi itu berarti mengambil sebagian atau seluruh hak orang. Maka, selama ada korupsi tidak pernah bisa menciptakan keadilan. Untuk itu, korupsi harus diberantas agar lahir keadilan.
Penulis aktivis sosial kemasyarakatan